Berkurban dengan Berkorban

Konten [Tampil]

Bagi saya Idul Adha tahun ini agak spesial, kenapa? Yah, karena lengkap sudah kegembiraan saya dalam menyambut Idul Adha tahun ini. Selain bisa takbiran di malam harinya, tetapi di saat yang bersamaan saya juga bisa menyaksikan pertandingan sepak bola antara Timnas Indonesia melawan Timnas China. Bahkan kebahagian saya semakin bertambah, ketika Timnas kita mampu mengalahkan Tim sepak bola yang berasal dari negara yang dikenal dengan rajanya ekonomi dunia. Mungkin kalau soal pertumbuhan ekonomi sudah pasti kita kalah jauh, tapi kalau soal sepak bola, bolehlah kita berani bersaing.



Gimana nggak seneng coba, malam sebelum takbiran kita nyaksiin Jay Idzes dkk menang lawan Timnas China, terus dilanjutin takbiran bersama, paginya sholat Idul Adha, lalu kemudian kita nyate bareng-bareng. Auuuu, begitu kira kira kata Valentino, presenter salah satu TV Swasta di Indonesia. Atau Ahaayyyy, kalimat yang sering keluar dari mulutnya presenter bola saat memandu pertandingan live sepakbola.

Sepanjang Apapun Alur Ceritanya, Pasti Ada Ujungnya

Konten [Tampil]

Setiap orang sedang berada pada fasenya masing-masing, bagi penggemar PSG mungkin sekarang ini sedang berada pada di fase puncak bahagia karena tim kesayangannya udah dinobatkan sebagai Rajanya Tim Eropa. Begitu juga bagi penggemar Barcelona, Liverpool, Napoli, Bayern Munich atau Persib Bandung yang juga sedang berada di fase bahagia karena klub kebanggaannya sudah mampu menjadi jawara di liganya masing-masing.



Tapi mungkin ada juga penggemar sepakbola yang sekarang ini sedang berada di fase yang kurang baik-baik saja atau sedih, misalnya penggemar Arsenal yang telah dua kali berturut-turut hanya merasakan kegembiraan sebagai runner-up. Pendukung Inter Milan yang kembali harus kecewa karena nggak bisa menyaksikan tim kebanggaannya menjuarai Liga Champions tahun ini. Atau yang paling sakit mungkin penggemar Manchester United alias Setan Merah, yang harus melihat tim kesayangannya nggak mampu berbuat banyak, udah di urutan 17 klasemen akhir, eh kalah lagi di final Liga Eropa saat lawan Tottenham Hotspur. Udah jatuh tertimpa tangga.. he he.

Tapi semua itu nggak seberapa sakitnya, jika dibandingkan dengan guru-guru yang hari ini sedang berada di fase lagi seneng-senengnya bercanda tawa sama anak-anak, eh malah mau ditinggalin, karena anak-anaknya harus meninggalkan sekolahnya untuk melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi. Ibarat lagi asyik-asyiknya nonton Film Series, eh malah muncul to be continue.

Mungkin ceritanya nggak sehebat Film Mission Impossible, nggak sehoror Film Pabrik Gula, dan nggak sesedih Film Kuch Kuch Hota Hai. Tapi Cerita saya dengan anak-anak ini mengalahkan semua cerita tadi. Kisah dalam film-film tadi mungkin jalan ceritanya hanya paling lama 3 jam, itu pun film Bollywood yang khas dengan adegan tari-tariannya. Alur ceritanya inilah yang membedakan antara alur cerita Saya bersama anak-anak dengan alur cerita film-film yang biasa diputar di televisi atau bioskop-bioskop.

Bayangin, panjang ceritanya hampir kurang lebih 3 tahun. Semua adegan ada, mulai adegan nangis-nangisan kaya film di Indosiar, adegan tarung kayak film action Hollywood, adegan drama cinta segitiga ala-ala film korea, adegan mesra-mesraan kayak di film Bollywood, hingga adegan horor dan marah-marah seperti khas film-film Indonesia.

Namun, sepanjang dan selama-lamanya cerita pasti ada ujungnya. Begitupun cerita kami bersama anak-anak MA Raudlotul Ulum, yang harus segera mengakhiri cerita kami di saat kami belum mau mengakhiri ceritanya. Biarkan rindu melanda, dan disaat itulah kita bikin cerita film kembali dengan alur cerita yang pendek.

Pawai Drumband saat Samen, Bolehkah? : Hanya Sebuah Pendapat

Konten [Tampil]

Bahagia apalagi yang akan kalian dustakan? Begitu kira-kira kalimat yang mungkin diucapkan oleh para fans Paris Saint Germaine atau yang lebih dikenal dengan sebutan PSG, yang baru saja dinobatkan sebagai Jawara di Benua Biru, Eropa, setelah membantai,, (serem amat yah kalimatnya) Inter Milan dengan skor 5-0 pada Final Liga Champions 2024. "Hidupku jadi lebih bahagia sejak Engkau pergi menghinatiku", kata fans PSG ke Kylian Mbappe. Ha ha

samen


Lupakan PSG yang berhasil mengangkat Tropi Si Kuping Besar tahun ini, kita tengok masyarakat Sukabumi (mungkin nggak semuanya sih) yang lagi uring-uringan kayak anak kecil yang minta dibeliin permen,, he he,, karena tahun ini ada pembatasan bahkan pelarangan buat ngadain acara samenan yang didalamnya ada pementasan drumband yang disertai dengan arak-arakan pawai atau karnaval.

Samen teh naon? konteks di tempat saya, Samen itu suatu kegiatan akhir tahun sebagai petanda telah berakhirnya semua rangkaian kegiatan di sekolah, mungkin bisa juga disebut kegiatan syukuran akhir tahun. Nah disinilah, nanti ada salah satu kegiatannya yaitu penampilan grup drumband dan arak-arakan pawai atau karnaval ke jalan. Mungkin ramenya mirip-mirip konvoi Persib Bandung saat ngerayain juara Back to Back lah. Hanya saja samen yang diisi oleh pawai drumband kebanyakan samen yang dilaksanakan oleh madrasah, baik madrasah ibtidaiyah maupun madrasah diniyah.

Kita lanjut..yah, sambil nyeruput dulu teh pahit sama makan martabak legend yang ada di Kota Sukabumi yaitu Martabak Manis OIM, martabak yang sering saya bawa saat apel malam minggu ke mantan pacar. he he. The next, kondisi saat ini kegiatan samen di beberapa wilayah dibatasi, tidak "sebebas" sebelum ada surat edaran dari pemerintah.

Sebelum ada surat edaran tentang pembatasan kegiatan samen pun, pro kontra sudah muncul di kalangan masyarakat. Hal ini dipicu karena tidak sedikit akibat dari kegiatan drumband di acara samenan, sering kali terjadi sesuatu yang mengotori khidmatnya acara samenan. Misalnya (kasuistik yah, jangan digeneralisir) terjadi keributan, prilaku mabuk-mabukan, hingga berpenampilan yang kurang etis. Meskipun yang positifnya pun banyak.

Boleh yah ngasih saran? Kalau mengacu pada surat edaran yang disampaikan oleh pihak pemerintah, disclaimer yah ini penafsiran saya, bahwa dalam surat edaran itu nggak ada sama sekali diksi atau kalimat yang menyatakan adanya pembatasan atau pelarangan kegiatan pawai. Di dalam surat itu pemerintah memberikan batasan dalam pelaksanaan kegaitan akhir tahun. Mulai dari kegiatan harus dilaksanakan di tempat dengan mengoptimalkan sumberdaya yang ada, tidak ada iuran yang memberatkan, hingga tidak boleh melakukan prosesi pelepasan siswa mirip-mirip wisuda Perguruan Tinggi. Catat yah, ini penafsiran saya, kalau salah boleh dibetulin. he he.

Terlepas pro-kontra atau adanya surat edaran pemerintah tentang soal kegiatan akhir, saya mau ngasih saran :

Pertama, pemerintah mesti memberikan batas atas mengenai iuran yang boleh dibebankan kepada orang tua siswa. Karena nggak mungkin dong suatu kegiatan tanpa adanya biaya, maka dari itu, pemberlakukan biaya dengan batas atas akan mengurangi sekolah melakukan pungutan diluar nurul,, eh salah,,maksudnya di luar nalar.

Kedua, salah satu yang menjadi alasan dilarangnya pawai drumband ke jalan adalah sering menimbulkan kemacetan. Nah, untuk meminimalisir adanya kemacetan bisa dengan pembatasan jarak pawainya. Dengan adanya pembatasan jarak pawai ini akan mengurangi lama terjadinya kemacetan. Padahal kemacetan bisa saja terjadi tidak hanya pada saat pawai saja, ketika si Komo lewatpun kemacetan bisa terjadi. Atau tiba-tiba Bapak Aing berkunjung ke suatu tempat, kemacetan mungkin saja terjadi, nggak bahaya ta ngomong gitu.. he he.

Ketiga, jumlah grup drumband yang akan tampil perlu juga dibatasi. Emang berapa sih jumlah drumband yang biasa tampil dalam setiap samenan? eh jangan salah loh, ada yang nyampe belasan grup drumband yang dipawaikan. Ini kan luar biasa!! Nah dengan adanya pembatasan jumlah drumband mungkin akan mengurangi juga kemacetan yang terjadi dan mengurangi iuran yang akan dibebankan kepada orang tua.

Keempat, tradisi di tempat saya, pawai yang nggak ada ogoh-ogoh, patung, atau boneka tiruan akan terasa hambar. Oleh karena itu, kalaupun mau membawa, ukuran dari ogoh-ogoh, boneka tiruan dan sejenisnya yang akan dibawa benar-benar harus dibatasi dari segi ukurannya. Jangan sampai, meski benda yang dibikin bagian dari kreativitas, tapi jika mengganggu kepentingan umum karena ukuran hampir sama dengan lebar jalan, tentu ini kurang baik, apalagi menganggu pengguna jalan yang menimbulkan kemacetan. 

Kelima, ketika pawai atau saat dilakukan performance di lapangan (saya nenyebutnya atraksi) harus ada pengawalan secara ekstra dari pihak yang berwajib, dan mereka betul-betul harus mengawal dari awal sampai akhir kegiatan. Jangan sampai kayak "Polisi India", datang setelah kejadian, tapi kayaknya di Indonesia mah nggak mungkin ada, inimah di negara Konoha. Dan harus juga ada tindakan preventif dengan mengamankan orang-orang yang diduga mengkonsumsi obat-obatan terlarang, karena yang sering terlibat perkelahian adalah merek mereka yang berada di bawah pengaruh minuman keras dan obat-obatan terlarang. 

Itu aja saran saya, mungkin ada saran lain atau kritik. Silahkan tulis di komentar.

Sejauh Kamu Pergi, Jangan Lupa Pulang!

Konten [Tampil]

Para fans Fabio Qurtararo harus kecewa saat raider MotoGP dari Monster Energy Yamaha tersebut harus gagal finish di seri Silverstone, Inggris, lantaran kuda besi yang ditungganginya mengalami masalah pada mesinnya. Dan kesedihan para fans semakin terasa ketika tangisan pembalap Prancis itu pecah di pinggir sirkuit. Bahkan kesedihannya mengalahkan fans Milan yang meratapi klub kesayangannya yang hanya memperoleh piala Konami Cup di tahun ini. ha ha.



Kesedihan ini ternyata bukan hanya dialami oleh fans Om Quartararo dan fans Milan saja, tetapi kesedihan ini juga menghampiri saya, tapi rasa sedihnya bukan karena habis nonton film Jumbo atau denger Klub Manchester United (MU) yang juga nol gelar alias tanpa mengangkat piala satupun di tahun ini. Tetapi karena sebentar lagi akan kehilangan anak-anak kelas 12 yang akan segera mengakhiri canda tawanya di MA Raudlotul Ulum.

Bukan karena tidak tersampaikannya semua materi pelajaran kepada mereka, tetapi ada kekhawatiran apakah mereka benar-benar sudah siap dengan fase paska berstatus alumni nanti. Apakah mental mereka sudah siap dengan tantangan baru nanti? dan Apakah mereka juga sudah siap dengan situasi yang akan mereka hadapi nanti?. Sebab, tak ada alasan lupa seperti alasan yang sering mereka lontarkan waktu tidak mengerjakan PR sekolah. Tidur-tiduran di kelas, berangkat sekolah hanya sampai gerbang, atau kabur saat bosen di sekolah, sudah nggak bisa lagi mereka lakukan, sebab fase kehidupannya sudah berbeda. "Jangan salahkan faham ku kini tertuju oh, Siapa yang tau, Siapa yang mau.... ", kira-kira seperti itu keadaan yang akan mereka hadapi nanti. Tak ada yang tau.

Apapun pilihan kalian, saya doakan yang terbaik. Mau kuliah kah, kuli kah alias kerja, atau mau lanjut nikah? semuanya sama-sama memerlukan mental yang kuat, nggak cengeng kayak Nobita yang selalu merengek sama si Doraemon, dan nggak banyak bohong kayak si "Penerima PKH gadungan". Tetapi kalian harus bener-bener siap menerima apapun kondisi yang akan kalian hadapi nanti, harus seperti TNI/Polri yang siap ditugaskan di seluruh NKRI, atau guru yang baru diangkat CPNS yang siap ditempatkan di pedalaman, atau kayak Jack Maa yang berangkat dari seorang kuli sebelum akhirnya menjadi salah satu orang terkaya di dunia.

Sejauh kalian pergi, jangan lupa pulang yah. Sesekali longok (Bahasa Sunda : Melihat dan Silaturahmi) sekolah kalian, kita ngopi atau ngeteh bareng. Jangan kayak saya yah yang belum latihan-latihan Timnas hanya gara-gara masih nunggu Garuda Calling dari Patrick Kluivert.

Buat Cewek yang S'lalu Rame di Kelas, Tolong Peka

Konten [Tampil]

Menyimak berita olahraga di tv sport semakin seru ketika secangkir teh buatan calon penghuni syurga alias istri tercinta menemani dengan aroma yang tastenya sampe ke otak, yang kalau meminjam istilah Rocky Gerung mah, pusat kewarasan setiap manusia katanya. Meski keseruannya sedikit dinodai dengan berita Real Madrid yang tahun ini kurang beruntung karena nggak dapet satu piala pun dari semua kompetisi alias nol gelar. Tapi nggak apa-apalah, anggap saja ini sebagai ujian bagi para fans Madrid di tengah ejekan dari para fans Barca yang masih rajin puasa selama 10 tahun, eh maksudnya masih puasa dari dapet piala champion. Hala Madrid... ha ha.

©️ canva_ai


Kalau minum air teh saya nggak pernah pake gula, bukan karena nggak suka manis, tapi karena yang ngasihnya terlalu cantik, sehingga rasa manisnya cukup hanya dengan menatap wajah isteri tercinta saja. Bukan hanya itu saja, rasa pahitnya air teh sepertinya telah dinetralisir dengan takaran cinta yang pass kala penyajiannya. So sweet banget nggak? ya iyalah, masa enggak... he he ha 😂😂

Ngomongin cinta jadi inget kembali ke masa-masa SMA dulu, bener kata penyanyi legend Obbie Messakh dengan lagunya Kisah Kasih di Sekolah, bahwa cerita di sekolah tak akan terlupakan dan masa masa yang paling indah di sekolah adalah pada saat udah mulai suka pada cewek atau cowok yang dikaguminya.

Sambil nyeruput air teh tanpa rokok di jari-jari tangan, tiba-tiba jadi inget seorang anak laki-laki, yang sekarang duduk di kelas 12, dan sebentar lagi akan menyandang status sebagai alumni MA Raudlotul Ulum, namanya.... (sensor), nggak boleh ah takut kena pasal pencemaran nama baik 😂😂. Ceritanya anak ini mengagumi temen cewek satu angkatannya, yang mana rasa kagumnya hampir mendekati rasa suka. Namun, uniknya perasaannya belum diungkapkan sampai sekarang. Wow mirip banget cerita Anjeli sama Rahul dalam Film Kuch-kuch Hota Hai.

Padahal yang saya tahu, kedua anaknya suka saling ledek-ledekan, baik di kelas maupun di luar kelas. Tapi emang perasaan nggak bisa dibohongi, begitulah kira-kira kata pujangga. Tatapannya sering pake rasa, tapi mulutnya suka berucap lain bahkan ngejek, tapi dibalik semua ucapannya seperti ngasih kode agar ceweknya peka dan ngerti rasa yang ada dihatinya.

Terakhir, saya sempet menawarkan jasa "Mak Comblang" atau jadi "Gantar" (Bahasa sunda : Penyambung) kepada anak didik saya ini, tapi jawabanya di luar prediksi BMKG, "Moal waka ah pak, rek fokus hela milari damel tos lulus mah (Jangan dulu deh pak, saya pengen fokus dulu nyari kerja setelah lulus nanti)" begitu katanya.

Setiap angkatan ada cerita cintanya, dan ada cerita cinta dalam setiap angkatannya. Buat anak yang baru belajar merokok, sebaiknya belajar merokoknya jangan dilanjutin yah, tapi fokus pada apa yang kamu impikan, dan semoga rasa kagummu, berubah menjadi suka, dan rasa sukamu berubah menjadi cinta, lalu kamu akhiri dengan komitmen. 

Dan mohon buat anak didiku yang cewek, yang suka rame di kelasnya, Tolong Peka ...

Impian Guru-guru Paud Nonformal

Konten [Tampil]

Isu atau rumor ijasah palsu yang menimpa mantan Presiden Republik Indonesia ke-7, kayaknya nggak begitu menarik bagi para guru Paud Nonformal. Saat ini yang ditunggu dan menjadi perhatian serius bagi para guru Paud Nonformal adalah berita perjuangan guru Paud nonformal yang hari ini sedang berikhtiar memperjuangkan hak-haknya, lewat komisi x, DPR RI.



Tranding topic Kasus Lesti Kejora pun, sepertinya lewat begitu saja di beranda media sosial para guru paud nonformal, karena yang hari ini ditunggu-tunggu oleh para pejuang paud nonformal adalah penghapusan nomenklatur paud nonformal dalam Rancangan Undang-undang Sisdiknas. Sehingga ke depannya tidak ada lagi paud formal dan nonformal.

Bayangkan, banyak guru-guru paud nonformal yang sudah memenuhi syarat secara kualifikasi maupun kompetensi, harus terhalang dalam hal mendapatkan hak untuk sejahtera, hanya gara-gara statusnya sebagai guru nonformal. Sedihnya ditinggalin pacar mungkin tidak akan sesakit para guru paud nonformal yang statusnya belum jelas diakui secara penuh oleh pemerintah. hemmm

Disaat guru paud formal diberi akses untuk mensejahterakan dirinya dengan bisa ikut berbagai program pemerintah, misalnya program sertifikasi dan lain-lain, di saat yang bersamaan guru paud nonformal harus gigit jari karena keinginannya untuk ikut mendapatkan kesetaraan dan kesejahteraan layaknya guru paud formal harus terhenti dengan tanda silang merah pada sistem, dimana di situ tertulis : Tercatat di lembaga nonformal. Kalau kata Bung Rhoma,, Sungguh terlalu...

Maka saat ini adalah momentum yang tepat bagi pemeirntah untuk melihat secara langsung ke lapangan, apakah ada perbedaan yang signifikan antara guru paud formal dan nonformal dalam hal kurikulum yang digunakan, metode yang dipakai, atau tingkat pendidikan gurunya? Jika tidak ada yang berbeda, lalu KENAPA KAMI DIBEDAKAN?

Terakhir, semoga perjuangan para praktisi dan pegiat Paud nonformal serta dorongan doa dari seluruh guru paud nonformal di Indonesia, yang menginginkan adanya perubahan UU Sisdiknas, didengar oleh para wakil rakyat dan pemerintah.

Sekali lagi, Jika tidak ada perbedaan, kenapa kami harus dibeda-bedakan.

KITA TUNGGU RESPON BALIK KDM

Konten [Tampil]

Dunia ke-paud-an sedang diguncang dengan viralnya ucapan Gubernur Bapak Aing, Kang Dedi Mulyadi, yang mengeluarkan statment, kurang lebih bunyinya seperti ini : "Teu kudu paud-paudan rek asup ka SD mah, ... yang diperuntukan bagi orang tua yang sibuk". Ucapan KDM itu sontak menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat, terlebih di kalangan para guru maupun praktisi yang kesehariannya berkecimpung di dunia kepaudan.

gb : canva_ai


Para praktisi, para guru hingga penggiat paud rame-rame menyampaikan tanggapannya terkait statment Bapak Aing itu. Pokokna ramena kayak orang-orang yang mau antri nerima sembako gratis. Bahkan untuk sementara guru guru paud melupakan dulu nonton drakor, menunda jadwal ngaliwet, sampai-sampai ngelatih anak anak buat perpisahan pun ditunda dulu, saking bikin gregetnya omongan KDM tersebut.

Bahkan saking "kesel dan marah", banyak VT atau video sindiran satir yang berseliweran di platform media sosial yang ditujukan kepada KDM. Namun, tidak sedikit yang meresponnya dengan tulisan yang argumentatif, tanggapan yang rasional, hingga wait and see kelanjutan respon balik dari KDM.

Menurut saya ada tiga hal yang perlu disikapi terhadap statment KDM terkait Paud ini, pertama, konteks ucapannya. Artinya beliau mengucapkan itu konteksnya apa dan latar belakangnya ucapan itu sampai kekuar dari mulutnya, hal ini penting diketahui agar tidak menimbulkan misperception di masyarakat terhadap ucapan KDM itu.

Kedua, saya sendiri setuju dengan alasan yang disampaikan KDM bahwa pendidikan usia dini itu bisa dilakukan di rumah-rumah, karena betul rumah itu adalah "madrasatul ula" atau pendidikan pertama. Hanya saya sendiri nggak tahu apakah pak KDM tahu kalau pendidikan usia dini itu tidak cukup dilakukan di informal saja, tetapi pendidikan usia dini agar lebih terarah harus dilakukan juga di Paud formal maupun nonformal.

Yang ketiga, jika merujuk pada alasan bahwa paud itu bisa dilakukan oleh ibu-ibu di rumahnya masing-masing, terlebih bagi kaum ibu-ibu yang nggak sesibuk orang kantoran, bisa iya bisa tidak. Bisa dilakukan jika ibunya memiliki kemampuan parentingnya yang cukup, dan banyak waktu, tetapi akan sangat sulit jika hal itu dilakukan oleh orang tua yang betul-betul kurang faham cara mendidik anak dengan baik dan benar, sekalipun orang tuanya banyak waktu luang.

Sebagai closing statment saya dalam tulisan ini adalah sebaiknya kita tunggu klarifikasi dari Pak KDM langsung maksud dan konteks ucapannya. Bahkan kita tunggu gebrakannya terhadap kesejahteraan guru-guru paud terutama guru paud non formal yang masih bermimpi bisa diapresiasi dengan tunjangan melebihi upah para buruh yang sudah upah minimum.

Dan satu lagi, sambil menunggu episode selanjutnya dari statment Bapak Aing ini, tak ada salahnya mari kita sebagai guru-guru paud untuk berdoa bersama agar perjuangan para pegiat guru paud nonformal agar kesetaraan guru paud formal dan nonformal segera terwujud. Amin.

Sekian....

Yang S'lalu Berpakaian Rapi dan Duduk di Kursi Paling Depan : Jangan Berhenti untuk Bermimpi

Konten [Tampil]

Sore hari yang masih ditemani rintik hujan sejak pagi, ditambah awan yang keliatannya masih sedih, tapi kayaknya lebih sedih Ipin dan Upin deh saat nggak kebagian paha ayam 🐔🐤, atau lebih tantruman Nobita yang merengek ke Doraemon... he he.

by : canva_ai


Sabtu sore kemarin mungkin bisa jadi saksi sejarah buat seluruh masyarakat Jawa Barat umumnya, karena di sore itu TIM kebanggaan Jawa Barat yakni Persib Bandung akan melakoni pertandingan terakhirnya, sekaligus akan dinobatkan sebagai Jawara Liga 1 2024/2025., Nikmat mana deui coba, menang, jawara, sambil nyeruput kopi item n'dak diaduk,,, beuu. Pokoknya kalah kebahagiannyan sama jalan sama cewek yang statusnya belum jelas, atau diajak makan sama cewek yang kita sukai, tapi hanya sekedar untuk menenami ngedate sama cowoknya,,, tragis.. ha ha.

Memang bener kata "Firaun" (sedikit hiperbola), ngelamun di kala hujan jadi lebih nikmat jika disampingnya ada air teh anget, sepiring Hui goreng (Ubi : Bahasa Sunda), mungkin bisa ditambah satu sebat sigaret bagi yang suka, tapi saya sih nggak, daripada buat ngebako lebih baik buat beli uyah (garam: bahasa Sunda), karena kata orang tua dulu, kalau nggak ada garam di dapur itu tandanya kita miskin. Wah, jangan-jangan yang dapet BLT dari pemerintah, di dapurnya nggak ada garam, kan Kismin... he he,, mungkin ada garam, tapi asam garam (pengalaman) berperan pura-pura miskin. ha ha

Oh iya,, tapi sebentar mau nyeruput dulu teh anget yang dibikinin isteri tercinta. Ngebahas BLT tuh jadi terbayang kembali sama sosok anak didikku yang sekarang duduk di kelas 12 alias last class, saat ngebahas materi "Ketimpangan Sosial Mapel Sosiologi", anak ini sampai berapi-api,, "katanya kenapa orang yang seharusnya dapet malah enggak, tapi orang yang seharusnya nggak dapet, malah dapet", begitu kira-kira bunyi pertanyaannya.

Pertanyaannya gampang tapi berat untuk dijawab, mungkin lebih berat pertanyaan Kuis Famili Sejuta, atau pertanyaan diacara "Ngerumpi : No Screet". Tapi bukan guru kalau nggak bisa jawab pertanyaan anak didiknya (antara sombong atau ngeles kayak bajai, he he), saya jawab pertanyaan itu dengan normatif bahwa pemerintah itu berusaha adil karena punya prinsip sila kelima, yaitu " Keadilan bagi keluarga yang dekat,,, eh salah, makaudnya, Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia". ha ha. Sabari ngupahan (Sembari ngasih semangat : Bahasa Sunda), ya mungkin kamu nggak dapet dari BLT tapi dapet rizki dari sisi yang tidak disangka-sangka, percayalah... wiih kayak guru Sosiologi rasa Kiai.. he he.

Tapi sebenarnya bukan hanya kritisnya saja yang bikin saya salut, tapi jalan hidupnya yang membuat saya harus mengacungi semua jempol tangan dan kaki saya untuknya. Ia harus hidup tanpa sosok seorang ibu, karena ibunya lebih dulu meninggal, padahal dirinya sedang berada di fase fase kudu mendapatkan kasih sayang seorang ibunya.

Ia tetep semangat meski hanya dapet dorongan motivasi dari ayah dan kakaknya saja, walaupun rasanya nggak seperti bondingnya sentuhan ibu. Mimpinya sangat besar, baginya untuk meraih cita-cita harus dimulai dari mimpi, kayak lirik lagu Giring Nidji, "Mimpi adalah kunci, untuk kita menaklukan dunia... " silahkan lanjut sendiri nyanyinya.

Tapi saya sedih lantaran dapet kabar kalau usahanya untuk bisa kuliah di Universitas impiannya harus tertunda, karena rizkinya belum lulus. Saya hanya bisa bersimpati dan ngasih semangat, meskipun yang dibutuhkannya mungkin bukan hanya kata kata semangat.

Untuk anakku yang selalu berpenampilan rapi, duduk paling depan, dan cintanya yang cukup berliku,,, InsyaAllah ada kalimat yang cukup bagus : Sekuat apapun kita usahakan, kalau memang bukan takdirnya, tidak akan bisa kita dapatkan. Tapi, sesuatu yang tidak kita usahakan, kalau emang sudah takdirnya buat kita, InsyaAllah bakal jadi milik kita.

Doaku untuk kamu, semoga diberikan jalan yang mudah oleh Semesta menuju kesuksesanmu. Dan tak lupa SELAMAT untuk Kelulusanmu.

I'm Proud of You, Untuk Anak yang Duduk di Bangku Belakang

Konten [Tampil]

Sambil duduk di sudut Lapang Merdeka Sukabumi, ditemani sebotol tapi sorry bukan sebotol minuman yang bisa bikin puyeng yah, jangan suudzon dulu, catat hanya air mineral biasa, tapi nggak perlu saya sebutkan nama merk air mineralnya, takut dua brand air mineral yang lagi hits-hitsnya ini nanti "perang terbuka" kaya perang Rusia sama Ukraina. he he...



Nikmat mana lagi yang akan engkau dustakan, begitu kira-kira untuk menggambarkan situasi Lapangan Merdeka di mana saya duduk. Bagaimana nggak 3S coba, Seru, Seneng dan sehat tentunya. Kalau mau 5S juga boleh, kayak x-banner sekolah yang ditaroh di depan gerbang, Senyum, Sapa, Salam, Sopan dan Santun, he he. Saya seperti berada di tengah-tengah festival, disuguhi berbagai macam "obat penerang mata", ada yang jualan macam-macam kuliner, ada yang ngegoes, nyepatu roda, lenggak lenggok senam ceria, sing a song, ngebasket atau ngevoli, musik jalanan pun alias pengamen dengan lagu "Mangu" pun ada, yang sedang menunggu kepastian pun ada, yang berharap jodoh kayak sinetron pun juga ada. Mungkin yang nggak ada mantan pejabat yang kesandung kasus asusila. Sorry becanda he he.

Ngomongin pejabat, jadi keinget anak-anakku yang sebentar lagi mau keluar. Yah kali aja Ya Allah ada yang jadi pejabat, tapi pejabat yang jujur, amanah, nggak banyak gimik, yang nggak banyak pencitraan, apalagi jangan sampe deh jadi pejabat yang disangsikan keaslian ijazahnya. Jangan ketawa yah,, nanti kena undang undang IT lho.

Ngebahas anak yang akan lulus nanti, juga jadi keinget sama anak yang berjuang hidup di lingkungan keluarga yang sudah hilang taste keluarganya. Ia harus hidup di tengah-tengah family vibesnya yang hampa, yang menurutnya deeptalk nya bener-bener kurang. Nggak seperti kayak judul film "Keluarga Cemara", tapi malah jadi kayak "Keluarga Api Membara".

Tapi anak ini hebat banget, bahkan menurutku kehebatannya mengalahkan kehebatan superhero Superman, Superboy, hingga Batman. Bagaimana nggak hebat, Ia mampu berperan "Munafik", hatinya mungkin sedang berkecamuk dengan kesedihan dan kekesalan, tetapi mukanya bisa seperti Selegram Ayu Puspa asal Bali, yang viral dengan trend "Kim Seon Ho Smile" nya.

Wahai anak yang sering duduknya di bangku belakang, I'm Proud of You, itulah kira-kira kalimat yang pantas dari saya buat kamu. Selamat mengakhiri ceritanya di sekolah MA Raudlotul Ulum dengan menyandang piala kelulusan. Semoga ada cerita lain setelah ini yang jauh lebih baik.

Terima kasih anak ini telah memberikan pelajaran berharga buat saya, bahwa Ketika kedamaian dan kesempatan itu tidak engkau dapatkan dari orang-orang yang seharusnya memberikan itu, yakinlah ada yang lain, dan orang lain itu salah satunya diri kita sendiri.

Selesai dengan Tidak Nangis Lagi

Konten [Tampil]

Menunggu di depan Depo Farmasi memang tidak secapek nunggu seseorang yang kita sayangi. Tapi tetep aja sih capek menunggu. Ya begitulah layanan kesehatan yang ada di negeri yang katanya negeri yang gemah ripah loh jinawi. Mau tidak mau, saya harus bisa nerima keadaan seperti itu, yah kayak Siti Nurbaya yang dipaksa kawin sama Datuk Maringgi.

by : canva_ai


Tapi rasa capek itu tiba-tiba hilang, ketika pikiranku inget anak didikku yang sebentar lagi akan segera merubah statusnya, maaf yah jangan salah sangka dulu, status disini adalah status menjadi alumni bukan status udah nikah apalagi status digantung.

Sambil nyeruput kopi hitam yang nggak diaduk, saya ngomong didalam hati, tapi nggak kayak di sinetron atau film, suara hatinya suka terdengar. "Anak ini akhirnya mau lulus juga, padahal anak ini sejak diwawancara saat tes masuk, raut mukanya nggak berekspresi seperti mau dapet hadiah alias keliatan pengen nangis, "

Anak Ini sempet mau keluar ketika di akhir kelas 10, satu kata dalam otaknya, hanya pengen PINDAH. Itulah kira-kira tuntutannya yang ia sampaikan ke saya selaku guru BK nya. Bahkan cara dia menuntutnya mampu mengalahkan demo para unjukrasa di gedung DPR. Agar lebih mirip drakor, mintanya pake nangis-nangis segala.

Setiap kali ketemu di sekolah, saya selalu ngasih semangat, nasehat atau hanya sekedar ngasih saran, agar si anak ini mau tetep menyelesaikan sekolahnya di sekolah tercinta MA Raudlotul Ulum Kadudampit. Meski pada akhirnya selalu diakhiri dengan adegan nangis, tapi nangisnya cantik kok, nggak kayak nangisnya anak SD yang guling-guling di tanah sampai celananya melorot.

Dari hasil konseling, anak ini memang punya tantangan dalam dirinya yang setiap hari harus ia lawan. Mulai jauh dari orang tua, dipaksa harus mandiri meski tidak seperti kerja rodi, masih punya sifat egois, jarang diberi apresiasi, sampai harus menghadapi orang tua yang strict parents, maklum kadang-kadang orang tua sekarang tuntutannya melebihi tuntutan jaksa kepada terdakwa.

Tapi alhamdulillah, sebelum dia lulus, terakhir saya ngobrol, semua tantangannya sudah dilewati, baik tikungan biasa, tikungan berbelok, tanjakan sampai turunan ia kalahkan. Pokoknya pembalap sekelas Rossi yang juara MotoGP pun nggak ada lawan. Intinya ia sudah memahami dirinya, menerima kemampuan yang dimilkinya, berdamai dengan orang-orang terkasihnya.

Selamat yah, semoga kamu terus berproses menuju ke arah yang lebih baik. Terimakasih sudah memberikan pelajaran terbaik buat saya selaku gurunya. Karena dari kisah kamu, saya belajar bahwa seberat apapun jalannya, jika kita mau berjuang, akhirnya sampai juga pada titik tujuan, meski harus setiap saat menghapus air mata.