Masa Kecilku Bersama Bapak

Konten [Tampil]

Sama seperti anak anak yang lain, saya juga punya cerita di waktu kecil bersama Bapak. Pastinya banyak cerita yang membuat saya terus mengingat akan sosok bapakku, dan cerita-cerita itu tak pernah saya lupakan.



Entah kenapa hari ini saya pengen menulis tentang cerita masa kecilku bersama bapak. Eitt tunggu dulu, selain bersama bapak, saya juga punya cerita bersama umi, tapi sepertinya cerita tentang umi nanti aja di kesempatan lain.

Sosok yang Luar Biasa

Bagi saya, bapak adalah sosok yang luar biasa. Bagaimana tidak, beliau bapak dari 2 anak perempuan dan 3 anak laki-laki. Beliau mendidik ke-5 anaknya dengan penuh kasih sayang dan sangat tegas.

Selain seorang bapak bagi kami, beliau juga sebagai bapak buat anak anak di sekolah dan di pengajian. Bukan hanya itu, beliau juga sebagai tokoh masyarakat dan tokoh agama, yang peranannya sangat diperlukan buat orang banyak.





Saya beruntung sekaligus bangga memiliki sosok bapak seperti beliau, cara mendidik beliau kepada anak-anaknya benar benar dengan ilmu. Sehingga saya dan keempat saudara saya memiliki karakter dan kepribadian yang agamis.

Mendidik Sesuai Perintah Dalam Al-Quran

Waktu kecil saya tidak menyadari kenapa bapak saya selalu mengajarkan baca Al-Quran, mengajak ke mesjid, membangunkan untuk mengajak sholat subuh, mengajak ikutan pengajian, dan mengajak berziarah ke kuburan.

Baca Juga : Panyindangan : Kampung Tempat Kelahiranku

Baru sekarang benar-benar faham, ternyata semua yang dilakukan bapak kepada anak-anaknya merupakan perintah dan cara yang tepat mendidik anak sesuai agama serta apa yang diperintahkan dalam Al-Quran, terutama seperti apa yang tertera dalam surat Luqman. Dan semua hasil didikan bapak, sampai sekarang benar benar terasa.



Semua yang dilakukan bapak kepada anak-anaknya betul betul membuat anak anaknya menjadi pribadi yang taat, kuat dan tangguh.

Tegas Juga

Selain cara mendidik dengan menanamkan nilai nilai agama melalui suri tauladan, bapak juga sangat tegas dalam mendidik kami sebagai anak-anaknya. Tak jarang "tindakan keraspun" sesekali dilayangkan. Tapi saya menganggap tindakan keras yang saya terima tidak lebih sebagai bentuk "kanyaah" atau kasih sayang seorang bapak kepada bapaknya.

Dipukul kaki pakai gagang sapu, atau dipecut bagian betis menggunakan sabuk, atau saya juga pernah dilempar ke kolam, itu semuanya bentuk tindakan keras yang bapak lakukan kepada semua anaknya. Tapi yang dilakukan bapak itu tidak sampai luka. Saya tidak pernah dendam, malah didikan beliau membuat saya jadi kuat.

Ngajak Liburan dan Memberikan Barang yang Diinginkan

Ada sisi yang menarik lainnya dari sosok bapak saya, selain pola didikannya tegas dan keras, ternyata bapak saya memiliki jiwa yang menyayangi anaknya.

Bapak setiap hari Minggu, selalu mengajak saya pergi mengunjungi tempat permainan, mungkin kalau sekarang mah istilah Time Zone. Hebatnya, sebelum mengajak saya ke pusat permainan, saya diajak terlebih dulu ke tempat pengajian.

Masih ingat juga, saat di tahun 90 an, saat sedang rame ramenya alat permainan game, seperti gameboot atau tetris, saya dibelikan juga. Dan saat itu yang memiliki game seperti itu hanya beberapa orang saja. Jadi saya merasakan bagaimana bahagianya saya pada saat usia 10 tahun saat itu.



Banyak cerita lainnya tentang sosok Bapak saya, namun barangkali di waktu lain saja saya ceritakan. Pastinya masa kecilku bersama bapak semuanya dilalui dengan bahagia. Semoga bapak saya diterima iman Islamnya oleh Allah SWT, dan diberikan tempat yang paling layak. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar