Tampilkan postingan dengan label Materiku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Materiku. Tampilkan semua postingan

Berkurban dengan Berkorban

Konten [Tampil]

Bagi saya Idul Adha tahun ini agak spesial, kenapa? Yah, karena lengkap sudah kegembiraan saya dalam menyambut Idul Adha tahun ini. Selain bisa takbiran di malam harinya, tetapi di saat yang bersamaan saya juga bisa menyaksikan pertandingan sepak bola antara Timnas Indonesia melawan Timnas China. Bahkan kebahagian saya semakin bertambah, ketika Timnas kita mampu mengalahkan Tim sepak bola yang berasal dari negara yang dikenal dengan rajanya ekonomi dunia. Mungkin kalau soal pertumbuhan ekonomi sudah pasti kita kalah jauh, tapi kalau soal sepak bola, bolehlah kita berani bersaing.



Gimana nggak seneng coba, malam sebelum takbiran kita nyaksiin Jay Idzes dkk menang lawan Timnas China, terus dilanjutin takbiran bersama, paginya sholat Idul Adha, lalu kemudian kita nyate bareng-bareng. Auuuu, begitu kira kira kata Valentino, presenter salah satu TV Swasta di Indonesia. Atau Ahaayyyy, kalimat yang sering keluar dari mulutnya presenter bola saat memandu pertandingan live sepakbola.

Sejauh Kamu Pergi, Jangan Lupa Pulang!

Konten [Tampil]

Para fans Fabio Qurtararo harus kecewa saat raider MotoGP dari Monster Energy Yamaha tersebut harus gagal finish di seri Silverstone, Inggris, lantaran kuda besi yang ditungganginya mengalami masalah pada mesinnya. Dan kesedihan para fans semakin terasa ketika tangisan pembalap Prancis itu pecah di pinggir sirkuit. Bahkan kesedihannya mengalahkan fans Milan yang meratapi klub kesayangannya yang hanya memperoleh piala Konami Cup di tahun ini. ha ha.



Kesedihan ini ternyata bukan hanya dialami oleh fans Om Quartararo dan fans Milan saja, tetapi kesedihan ini juga menghampiri saya, tapi rasa sedihnya bukan karena habis nonton film Jumbo atau denger Klub Manchester United (MU) yang juga nol gelar alias tanpa mengangkat piala satupun di tahun ini. Tetapi karena sebentar lagi akan kehilangan anak-anak kelas 12 yang akan segera mengakhiri canda tawanya di MA Raudlotul Ulum.

Bukan karena tidak tersampaikannya semua materi pelajaran kepada mereka, tetapi ada kekhawatiran apakah mereka benar-benar sudah siap dengan fase paska berstatus alumni nanti. Apakah mental mereka sudah siap dengan tantangan baru nanti? dan Apakah mereka juga sudah siap dengan situasi yang akan mereka hadapi nanti?. Sebab, tak ada alasan lupa seperti alasan yang sering mereka lontarkan waktu tidak mengerjakan PR sekolah. Tidur-tiduran di kelas, berangkat sekolah hanya sampai gerbang, atau kabur saat bosen di sekolah, sudah nggak bisa lagi mereka lakukan, sebab fase kehidupannya sudah berbeda. "Jangan salahkan faham ku kini tertuju oh, Siapa yang tau, Siapa yang mau.... ", kira-kira seperti itu keadaan yang akan mereka hadapi nanti. Tak ada yang tau.

Apapun pilihan kalian, saya doakan yang terbaik. Mau kuliah kah, kuli kah alias kerja, atau mau lanjut nikah? semuanya sama-sama memerlukan mental yang kuat, nggak cengeng kayak Nobita yang selalu merengek sama si Doraemon, dan nggak banyak bohong kayak si "Penerima PKH gadungan". Tetapi kalian harus bener-bener siap menerima apapun kondisi yang akan kalian hadapi nanti, harus seperti TNI/Polri yang siap ditugaskan di seluruh NKRI, atau guru yang baru diangkat CPNS yang siap ditempatkan di pedalaman, atau kayak Jack Maa yang berangkat dari seorang kuli sebelum akhirnya menjadi salah satu orang terkaya di dunia.

Sejauh kalian pergi, jangan lupa pulang yah. Sesekali longok (Bahasa Sunda : Melihat dan Silaturahmi) sekolah kalian, kita ngopi atau ngeteh bareng. Jangan kayak saya yah yang belum latihan-latihan Timnas hanya gara-gara masih nunggu Garuda Calling dari Patrick Kluivert.

Impian Guru-guru Paud Nonformal

Konten [Tampil]

Isu atau rumor ijasah palsu yang menimpa mantan Presiden Republik Indonesia ke-7, kayaknya nggak begitu menarik bagi para guru Paud Nonformal. Saat ini yang ditunggu dan menjadi perhatian serius bagi para guru Paud Nonformal adalah berita perjuangan guru Paud nonformal yang hari ini sedang berikhtiar memperjuangkan hak-haknya, lewat komisi x, DPR RI.



Tranding topic Kasus Lesti Kejora pun, sepertinya lewat begitu saja di beranda media sosial para guru paud nonformal, karena yang hari ini ditunggu-tunggu oleh para pejuang paud nonformal adalah penghapusan nomenklatur paud nonformal dalam Rancangan Undang-undang Sisdiknas. Sehingga ke depannya tidak ada lagi paud formal dan nonformal.

Bayangkan, banyak guru-guru paud nonformal yang sudah memenuhi syarat secara kualifikasi maupun kompetensi, harus terhalang dalam hal mendapatkan hak untuk sejahtera, hanya gara-gara statusnya sebagai guru nonformal. Sedihnya ditinggalin pacar mungkin tidak akan sesakit para guru paud nonformal yang statusnya belum jelas diakui secara penuh oleh pemerintah. hemmm

Disaat guru paud formal diberi akses untuk mensejahterakan dirinya dengan bisa ikut berbagai program pemerintah, misalnya program sertifikasi dan lain-lain, di saat yang bersamaan guru paud nonformal harus gigit jari karena keinginannya untuk ikut mendapatkan kesetaraan dan kesejahteraan layaknya guru paud formal harus terhenti dengan tanda silang merah pada sistem, dimana di situ tertulis : Tercatat di lembaga nonformal. Kalau kata Bung Rhoma,, Sungguh terlalu...

Maka saat ini adalah momentum yang tepat bagi pemeirntah untuk melihat secara langsung ke lapangan, apakah ada perbedaan yang signifikan antara guru paud formal dan nonformal dalam hal kurikulum yang digunakan, metode yang dipakai, atau tingkat pendidikan gurunya? Jika tidak ada yang berbeda, lalu KENAPA KAMI DIBEDAKAN?

Terakhir, semoga perjuangan para praktisi dan pegiat Paud nonformal serta dorongan doa dari seluruh guru paud nonformal di Indonesia, yang menginginkan adanya perubahan UU Sisdiknas, didengar oleh para wakil rakyat dan pemerintah.

Sekali lagi, Jika tidak ada perbedaan, kenapa kami harus dibeda-bedakan.

Bentuk Interaksi Sosial Disosiatif

Konten [Tampil]

Bentuk interaksi sosial itu ada dua, Interaksi Sosial Asosiatif dan Interaksi Sosial Disosiatif. Interaksi Sosial Asosiatif lebih mengarah kepada kerjasama dan persatuan, sementata Interaksi Sosial Disosiatif lebih mengarah kepada konflik dan perpecahan, baik individu maupun kelompok.

interaksi sosial


Namun, yang akan dijelaskan pada tulisan ini adalah bentuk-bentuk interkasi sosial Disosiatif :

Gejala Sosial

Konten [Tampil]

Sosiologi


1. Pengertian Gejala Sosial

Gejala Sosial adalah masalah sosial yang memengaruhi dan dipengaruhi oleh perilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Gejala sosial juga dapat diartian sebagai fenomena sosial. Munculnya fenomena sosial tersebut berawal dari adanya perubahan sosial. Perubahan sosial tidak bisa kita hindari namun kita perlu mengantisipasi. Pengertian gejala sosial juga dapat kita artikan sebagai sebuah peristiwa yang sering terjadi pada lapisan masyarakat baik masyarakat tradisional maupun masyarakat modern.

Tujuan, Fungsi dan Peran Sosiologi

Konten [Tampil]

Sosiologi mempunyai tujuan pokok meningkatkan kemampuan manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya. Bagi kamu, sosiologi bertujuan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan dalam berperilaku di dalam menghadapi perbedaan-perbedaan yang muncul dalam masyarakat yang mencakup berbagai faktor baik sosial maupun budaya.

Sosiologi


1. Fungsi/Kegunaan Sosiologi

a. Fungsi Sosiologi dalam Perencanaan Sosial

Perencanaan sosial merupakan kegiatan untuk mempersiapkan masa depan individu di masyarakat. Tujuannya untuk mengatasi kemungkinan munculnya masalah-masalah saat terjadinya perubahan. Perencanaan sosial bersifat antisipatif, maksudnya: bersifat mencegah, mempersiapkan untuk sesuatu yang mungkin terjadi.

Fungsi Sosiologi dalam Perencanaan Sosial:

  • Perencanaan sosial merupakan alat untuk mengetahui perubahan yang terjadi di masyarakat
  • Perencanaan disusun atas dasar kenyataan yang factual
  • Perencanaan sosial digunakan untuk mengantisipasi berbagai masalah yang timbul di masyarakat
  • Perencanaan sosial sebagai alat untuk mengetahui perkembangan masyarakat, sehingga dapat meng- himpun kekuatan sosial di masyarakat
  • Sosiologi memahami perkembangan masyarakat , baik desa maupun kota, sehingga proses penyusunan perencanaan sosial dapat dilakukan.

b. Fungsi Sosiologi dalam Penelitian

Penelitian merupakan suatu usaha untuk meningkatkan ilmu. Dalam sosiologi, penelitian berguna untuk memberikan gambaran mengenai kehidupan masyarakat. Kegiatan penelitian dalam sosiologi, biasanya mengkaji berbagai gejala yang ada di masyarakat. Dengan penelitian, akan diperoleh suatu rencana penyelesaian masalah sosial yang baik. Dari data yang dihasilkan dari penelitian sosiologis, pengambil keputusan dapat menyusun rencana penyelesaian suatu masalah sosial, seperti cara untuk mencegah kenakalan remaja dan mengatasi masalah pengangguran, maupun meningkatkan rasa solidaritas antarwarga yang semakin memudar.

Fungsi Sosiologi dalam penelitian sosial:

  • Untuk mempertimbangkan berbagai gejala sosial yang timbul dalam kehidupan masyarakat
  • Untuk memahami pola tingkah laku manusia di masyarakat
  • Untuk bersikap hati-hati dan selalu berpikir rasional
  • Untuk dapat melihat perubahan tingkah laku anggota masyarakat
  • Untuk dapat memahami simbol, kode, dan berbagai istilah yang menjadi obyek penelitian.

c. Fungsi Sosiologi dalam Pembangunan

Pembangunan adalah perubahan yang dilakukan dengan terencana dan terarah.

Proses pembangunan bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, baik secara spiritual maupun material. Dalam pembangunan, Sosiologi berfungsi untuk memberikan data sosial yang diperlukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian pembangunan.

Tahap-tahap dalam Pembangunan:

  • Tahap Perencanaan : untuk mengidentifikasi kebutuhan masyarakat, sehingga memerlukan data-data yang relatif lengkap, yang meliputi: Pola interaksi sosial, kelompok sosial, lembaga sosial, stratifikasi sosial
  • Tahap Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan perlu diadakan pengawasan terhadap kekuatan sosial dan perubahan sosial di masyarakat. Caranya adalah dengan mengadakan penelitian terhadap pola kekuasaan dan wewenang yang ada di masyarakat dan melakukan pengamatan terhadap perubahan yang terjadi.
  • Tahap Evaluasi. Dalam tahap ini, dilakukan analisis dampak sosial pembangunan. Keberhasilan pembangunan hanya dapat dinilai melalui evaluasi. Dalam tahap ini juga dapat diidentifikasikan terjadinya kekurangan dan kemunduran. Melalui evaluasi dapat dilakukan perbaikan, penambahan, dan peningkatan ke arah yang lebih baik.

d. Fungsi Sosiologi dalam Pemecahan Masalah Sosial

Masalah merupakan keadaan yang dianggap sebagai suatu kesulitan yang perlu diselesaikan. Masalah muncul karena ada kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Masalah sosial yang ada di masyarakat berkaitan dengan nilai-nilai dan lembaga kemasyarakatan. Disebut masalah sosial karena dapat mengganggu keharmonisan di masyarakat. Oleh karena itu masalah sosial harus ada pemecahannya agar tercipta kestabilan dan keharmonisan di masyarakat.

Metode pemecahan masalah sosial ada 3 (tiga):

  • Metode antisipatif: tindakan yang sifatnya mencegah, serta mempersiapkan untuk sesuatu yang mungkin terjadi.
  • Metode Represif: tindakan agar membuat jera pelaku pelanggaran.
  • Metode Restitusif: tindakan yang berupa pemberian penghargaan/reward kepada seseorang yang menaati hukum

2. Peran Sosiologi

  1. Sosiolog sebagai ahli riset. Para sosiolog melakukan riset ilmiah. Tujuannya adalah mencari data kehidupan sosial masyarakat.
  2. Sosiolog sebagai konsultan kebijakan. Prediksi sosiologi dapat membantu memperkirakan pengaruh kebijakan sosial yang mungkin terjadi.
  3. Sosiolog sebagai praktisi. Beberapa sosiolog terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan masyarakat.
  4. Sosiolog sebagai guru atau pendidik.

Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Sosial Lain

Konten [Tampil]

Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Sosial Lain adalah sebagai berikut : 

Sosiologi dan ilmu lain


1. Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Antropologi

Objek kajian sosiologi adalah masyarakat. Masyarakat selalu berkebudayaan. Masyarakat dan kebudayaan tidak sama, tetapi berhubungan sangat erat. Masyarakat menjadi kajian pokok sosiologi dan kebudayaan menjadi kajian pokok antropologi. Jika diibaratkan sosiologi merupakan tanah untuk tumbuhnya kebudayaan. Kebudayaan selalu bercorak sesuai dengan masyarakat.

Ruang Lingkup dan Faktor-Faktor Penyebab Globalisasi

Konten [Tampil]


1. Ruang Lingkup Globalisasi

Berdasarkan ruang lingkupnya, setidaknya kita mengenal lima macam globalisasi, yaitu, pertama, globalisasi ekonomi, kedua, globalisasi politik, ketiga, globalisasi ilmu pengetahuan dan teknologi, keempat, globalisasi sosial dan budaya, dan kelima, globalisasi agama. 

a. Globalisasi Ekonomi

Globalisasi ekonomi dapat didefinisikan sebagai suatu kehidupan ekonomi yang bersifat global atau mendunia dan terbuka, tanpa mengenal batasan teritorial atau kewilayahan antara negara satu sama lain

Globalisasi ekonomi erat kaitannya dengan munculnya perusahaan-perusahaan yang bersifat trans-nasional dan perdagangan bebas, yaitu kawasan perdagangan yang berlangsung semakin luas dan “menghilangkan hambatan-hambatan perdagangan internasional, seperti proteksi oleh negara untuk melindungi produk tertentu oleh perusahaan dalam negeri. Wujud nyata dari globalisasi ekonomi adalah terbentuknya perusahaan-perusahaan atau korporasi yang bersifat lintas negara nasional dan perdagangan bebas yang melampui batas-batas lintas negara.

b. Globalisasi Politik

Salah satu fenomena terjadinya globalisasi dalam bidang politik adalah munculnya organisasi-organsiasi internasional yang terdiri dari berbagai negara, misalnya ASEAN, yang merupakan bentuk organisasi kerjasama di antara negaranegara di Asia Tenggara, MEE atau Masyarakat Ekonomi Eropa yang dibentuk untuk untuk menata politik perdagangan bersama di antara negara-negara yang ada di kawasan Eropa Barat, Organisasi Buruh Intenasional, Persatuan BangsaBangsa, dan sebagainya. Di samping itu juga munculnya kerjasama antar-negara baik yang bersifat bilateral yang merupakan kerjasama di antara dua negara atau multilateral yang merupakan kerjasama di antara lebih dari dua negara

c. Globalisasi Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, globalisasi ditengarai oleh hadirnya teknologi yang memungkinkan banyak orang di belahan dunia manapun bisa saling terhubung satu sama lain. Setiap orang dapat memperoleh pendidikan atau pekerjaan di manapun yang ia mau, tidak terbatas di dalam negeri. Orang Indonesia dengan mudah dapat menempuh pendidikan atau memperoleh pekerjaan di Jerman, Australia, Jepang, Amerika, dan sebagainya. Peluang demikian akan dapat meningkatkan mutu sumberdaya manusia. Peningkatan mutu sumberdaya manusia ini menjadi penting karena dengan globalisasi akan terjadi persaingan yang relatif terbuka dalam memperoleh pendidikan, pekerjaan, dan menjalin relasi atau kerjasama 


d. Globalisasi Bidang Sosial dan Budaya

Sebagaimana telah dijelaskan dalam uraian di depan, bahwa dalam proses globalisasi tidak dapat dihindarkan terjadinya pertukaran unsur-unsur kebudayaan di antara kelompok atau masyarakat, tetapi tidak hanya itu, globalisasi juga merupakan ancaman terhadap keberadaan kebudayaan lokal dan nasional karena adanya pengaruh dari kebudayaan global. Globalisasi menuntut terjadinya perubahan sosial dan kebudayaan dari kelompok-kelompok atau masyarakat agar dapat memenuhi tuntutan hidup masyarakat global

e. Globalisasi Agama

Dalam hubungannya dengan bidang kehidupan agama, globalisasi telah mengakibatkan terjadinya interaksi atau hubungan sosial di antara kelompok-kelompok atau umat beragama, baik yang berupa kerjasama, persaingan, atau pun dalam bentuk konflik. Hal ini merupakan konsekuensi berlangsungnya hubungan atau interaksi sosial yang semakin terbuka. Umat agama tidak dapat membatasi hubungan-hubungan sosial yang terjadi hanya berlangsung di antara para penganut agama yang sama, melainkan juga dengan penganut agama yang berbeda. Keterbukaan hubungan akibat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi juga mengakibatkan tidak dapat dihindarkannya diskusi atau pembahasan unsur-unsur kehidupan agama yang berlangsung lintas umat agama. Perbandingan agama bahkan telah menjadi mata kuliah yang pasti ada di perguruan tinggi agama. Demikian juga tentang unsur-unsur kehidupan agama yang meliputi ajaran inti dari sebuah agama, aspek-aspek ritual dan perlengkapannya, emosi atau perasaan keagamaan, dan umat beragama itu sendiri.

Baca Juga : Jenis-Jenis Perubahan Sosial

2. Faktor-Faktor Penyebab Globalisasi



a. Kemajuan tekonologi informasi dan komunikasi serta semakin rendahnya biaya transportasi

Sebagaimana telah disebut pada bagian depan modul ini, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi merupakan faktor yang penting yang menyebabkan sekaligus mempercepat laju globalisasi. Mulai tahun 1980-an, kemajuan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi telah mengalami suatu kemajuan besar dalam hal kekuatan, kemudahaan penggunaan, dan ketersediaan. Kemajuan yang cepat dalam teknologi komputer dan piranti lunak telah menimbulkan terbentuknya serangkaian teknologi pendukung mulai dari mesin faksimili sampai dengan siaran radio dan televisi melalui satelit, jaringan-jaringan kerja komputer berbagai perusahaan, dan internet global. Secara bersamaan perkembangan teknologi tersebut telah memungkinkan berlangsungnya transmisi atau aliran data dan informasi yang tidak pernah terbayangkan pada masa sebelumnya mengenai ukuran dan kecepatannya. Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sebagaimana sekarang ini telah memungkinkan terjadinya transfer modal yang berlangsung dalam skala internasional atau global. 

Perkembangan teknologi tersebut juga telah mendukung perkembangnya teknologi transportasi yang telah memudahkan aliran orang dan barang yang melintasi batasbatas wilayah negara, sehingga telah menyumbang terciptanya integrasi pasar-pasar lokal dan nasional ke dalam pasar-pasar internasional atau global. 

b. Menyebar dan meluasnya kapitalisme dalam kerjasama ekonomi internasional.

Kapitalisme merupakan sistem ekonomi di mana perdagangan, industri, dan alat-alat produksi dikendalikan oleh pemilik-pemilik swasta dengan tujuan meperoleh keuntungan dalam ekonomi pasar. Pada tataran tertentu, globalisasi dapat dilihat sebagai perluasan kapitalisme global. Jan Aart Scholte, seperti dikutip oleh Budi Winarno dalam bukunya Melawan Gurita Neoliberalisme, mengungkapkan bahwa pada satu sisi, dinamika kelebihan modal telah menjadi kekuatan besar di balik globalisasi sekarang ini. Perusahaanperusahaan bermodal besar seiring dengan globalisasi mendapatkan keuntungan besar karena memiliki jangkauan pasar yang lebih luas dan menikmati biaya tenaga kerja yang murah serta peluang-peluang baru dalam perdagangan barang-barang yang tidak berwujud, seperti informasi, percakapan telepon, dan produksi media massa yang peredarannya melintasi batas-batas wilayah negara. 

Baca Juga : Faktor-Faktor Perubahan Sosial

c. Kemenangan politik-ekonomi neoliberalisme 

Neoliberalisme merupakan faham atau ideologi ekonomi yang mengutamakan sistem ekonomi kapital, perdagangan bebas, perluasan pasar, privatisasi Badan Usaha Milik Negara, dan meminimalkan atau menghilangkan campur tangan pemerintah dan peran negara dalam mengusahakan layanan-layanan sosial, seperti pendidikan dan kesehatan. Kemenangan ideologi liberal pada tahun 1980-an merupakan masa yang menentukan bagi meluasnya kebijakan neoliberal di seluruh dunia. 

Diawali di Inggris oleh Perdana Menteri Margareth Thacther dan di Amerika Serikat oleh Ronald Reagan, ideologi neoliberal pada akhirnya menjadi umum digunakan sebagai dasar menentukan kebijakan ekonomi yang dianut oleh para ekonom dan politikus di hampir semua negara di dunia. Bahkan melalui lembaga-lembaga global, seperti World Trade Organization, disingkat WTO, atau Organisasi Perdagangan Bebas Dunia, World Bank atau Bank Dunia dan International Monetery Fund, disingkat IMF, kebijakan-kebijakan yang bersifat neoliberal telah ditetapkan, di mana dalam penerapan kebijakan-kebijakan tersebut oleh negara-negara diawasi dan dikendalikan oleh negara-negara dominan yang tergabung dalam G7, yaitu Amerika Serikat, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Britania Raya, atau jika ditambah dengan Rusia menjadi G8

Ditulis ulang : 

Widiningsih, 2020, Modul Sosiologi Kelas XII KD 3.2 dan 4.2, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN

PENGERTIAN KONFLIK SOSIAL MENURUT AHLI

Konten [Tampil]



Kata “konflik” berasal dari bahasa Latin “configere” yang artinya saling memukul. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konflik didefinisikan sebagai percekcokan, perselisihan, atau pertentangan. Dengan demikian, secara sederhana, konflik merujuk pada dua hal atau lebih yang berseberangan, tidak selaras, dan bertentangan.

Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya. Konflik termasuk juga interaksi sosial yang bersifat disosiatif. Sebagai bahan memperluas pengetahuan kita tentang konflik sosial, berikut akan dipaparkan pendapat beberapa ahli mengenai istilah tersebut.

Soerjono Soekanto, menyebut konflik sebagai suatu proses sosial individu atau kelompok yang berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan, yang disertai dengan ancaman dan atau kekerasan.

Lewis A. Coser, berpendapat bahwa konflik adalah sebuah perjuangan mengenai nilai atau tuntutan atas status, kekuasaan, dan sumber daya yang bersifat langka dengan maksud menetralkan, mencederai, atau melenyapkan lawan.

John Lewis Gillin dan John Philip Gillin, melihat konflik sebagai bagian dari proses interaksi sosial manusia yang saling berlawanan (oppositional process). Artinya, konflik adalah bagian dari sebuah proses interaksi sosial yang terjadi karena adanya perbedaan-perbedaan fisik, emosi, kebudayaan, dan perilaku.

Ralf Dahrendorf, melihat konflik sosial sebagai polarisasi kekuasaan dan wewenang yang tidak seimbang (imperative coordinated associations), sehingga mengakibatkan perbedaan kepentingan antara mereka yang berkuasa dan memiliki wewenang dengan mereka yang dikuasai atau tidak memiliki kekuasaan dan wewenang di dalam masyarakat.

De Moor, dalam suatu sistem sosial dapat dikatakan terdapat konflik apabila para penghuni sistem tersebut membiarkan dirinya dibimbing oleh tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang bertentangan dan terjadi secara besar-besaran.

Robert M. Z. Lawang, konflik merupakan sebuah perjuangan untuk memperoleh hal-hal yang langka seperti nilai, status, kekuasaan dan sebagainya. Tujuan dari mereka yang berkonflik itu tidak hanya untuk memperoleh kemenangan, tetapi juga untuk menundukkan pesaingnya (lawannya).

Robbins, konflik dimaknai sebagai suatu proses yang mulai bila satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif, atau akan segera mempengaruhi secara negatif, sesuatu yang diperhatikan oleh pihak pertama. Suatu ketidakcocokan belum bisa dikatakan sebagai suatu konflik bilamana salah satu pihak tidak memahami adanya ketidakcocokan tersebut.

Fisher, berpendapat bahwa tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik bisa terjadi karena hubungan antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang memiliki atau merasa memiliki tujuan-tujuan yang tidak sejalan.

White & Bednar, konflik sosial adalah suatu interaksi antara orang-orang atau kelompok yang saling bergantung merasakan adanya tujuan yang saling bertentangan dan saling mengganggu satu sama lain dalam mencapai tujuan itu.

Cassel Concise, mengemukakan bahwa konflik sebagai “a fight, a collision; a struggle, a contest; opposition of interest, opinion or purposes; mental strife, agony”. Pengertian tersebut memberikan penjelasan bahwa konflik adalah suatu pertarungan, suatu benturan; suatu pergulatan; pertentangan kepentingan, opini-opini atau tujuan-tujuan; pergulatan mental, penderitaan batin.

Wexley &Yukl, konflik juga merupakan perselisihan atau perjuangan di antara dua pihak (two parties) yang ditandai dengan menunjukkan permusuhan secara terbuka dan atau mengganggu dengan sengaja pencapaian tujuan pihak yang menjadi lawannya.

Clinton, konflik adalah relasi-relasi psikologis yang antagonis, berkaitan dengan tujuantujuan yang tak bisa dipertemukan, sikap-sikap emosional yang bermusuhan, dan strukturstruktur nilai yang berbeda. Konflik juga merupakan suatu interaksi yang antagonis mencakup tingkah laku lahiriah yang tampak jelas mulai dari bentuk perlawanan halus, terkontrol, tersembunyi, tak langsung, sampai pada bentuk perlawanan terbuka.

SUMBER :

https://sosiologi79.blogspot.com/2017/04/pengertian-konflik-sosial-menurut-ahli.html

Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian

Konten [Tampil]


 

Pengaruh Diferensiasi Sosial dan Stratifikasi Sosial

Secara umum, diferensiasi dan stratifikasi sosial memberikan pengaruh positif dan negatif pada masyarakat. Pengaruh positifnya, diferensiasi dan stratifikasi sosial dapat mendorong terjadinya integrasi sosial, sedangkan pengaruh negatifnya adalah terjadinya disintegrasi sosial. Diferensiasi sosial dapat menimbulkan primordialisme, etnosentrisme, politik aliran, dan terjadinya proses konsolidasi.


Primordialisme

Salah satu konsekuensi dari adanya diferensiasi sosial adalah terjadinya primordialisme. Primordialisme merupakan pandangan atau paham yang menunjukkan sikap berpegang teguh pada hal-hal yang sejak semula melekat pada diri individu, seperti suku bangsa, ras, dan agama. Istilah primordialisme berasal dari kata Bahasa Latin “primus” yang artinya pertama dan “ordiri” yang artinya tenunan atau ikatan. Dengan demikian, kata primordial (isme) dapat berarti ikatan-ikatan utama seseorang dalam kehidupan sosial, dengan hal-hal yang dibawanya sejak lahir seperti suku bangsa, ras, klan, asal usul kedaerahan, dan agama.

Etnosentrisme

Primordialisme yang berlebihan juga akan menghasilkan sebuah pandangan subjektif yang disebut etnosentrisme atau fanatisme suku bangsa. Etnosentrisme adalah suatu sikap menilai kebudayaan masyarakat lain dengan menggunakan ukuran-ukuran yang berlaku di masyarakatnya. Karena yang dipakai adalah ukuran-ukuran masyarakatnya, maka orang akan selalu menganggap kebudayaannya memiliki nilai lebih tinggi daripada kebudayaan masyarakat lain.

Politik Aliran (Sektarian)

Politik aliran merupakan keadaan di mana sebuah kelompok atau organisasi tertentu dikelilingi oleh sejumlah organisasi massa (ormas), baik formal maupun informal. Tali pengikat antara kelompok dan organisasi-organisasi massa ini adalah ideologi atau aliran (sekte) tertentu. Contohnya, partai politik PKB yang dikelilingi oleh ormas-ormas NU.

Pengaruh lain dari diferensiasi dan stratifikasi sosial adalah proses konsolidasi. Konsolidasi berasal dari kata “consolidation” yang berarti penguatan atau pengukuhan. Konsolidasi memiliki dua sisi, yaitu sisi ke dalam dan sisi keluar. Konsolidasi dengan sisi ke dalam akan memperkuat solidaritas ke dalam suatu organisasi atau himpunan. Sebaliknya, konsolidasi dengan sisi keluar dapat menimbulkan sikap antipati dan kecurigaan terhadap organisasi lain.


Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian

Konflik

Kata “konflik” berasal dari bahasa Latin “configure” yang artinya saling memukul. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konflik didefinisikan sebagai percekcokkan, perselisihan, atau pertentangan. Dengan demikian, secara sederhana, konflik merujuk pada adanya dua hal atau lebih yang berseberangan, tidak selaras, dan bertentangan.

Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya. Berikut beberapa pengertian konflik sosial menurut para ahli Klik di Sini

Konflik lahir dari kenyataan akan adanya perbedaan-perbedaan, misalnya perbedaan ciri badaniah, emosi, kebudayaan, kebutuhan, kepentingan, atau pola-pola perilaku antarindividu atau kelompok dalam masyarakat. Menurut Ralf Dahrendorf, masyarakat terdiri atas organisasi-organisasi yang didasarkan pada kekuasaan dan wewenang. Kekuasaan adalah dominasi satu pihak terhadap pihak lain berdasarkan paksaan, sedangkan wewenang adalah dominasi yang diterima dan diakui oleh pihak yang didominasi. Dahrendorf menamakan kondisi itu sebagai “imperative coordinated associations” (asosiasi yang dikoordinasikan secara paksa). Kepentingan yang berbeda antara kedua belah pihak berbeda dalam asosiasi-asosiasi tersebut akan menimbulkan polarisasi dan konflik antara kedua kelompok.

Perbedaan-perbedaan dalam masyarakat akan memuncak menjadi konflik ketika sistem sosial masyarakatnya tidak dapat mengakomodasi perbedaan-perbedaan tersebut. Dalam hal ini, Soerjono Soekanto mengatakan bahwa “perasaan” memegang peranan penting dalam mempertajam perbedaan-perbedaan tersebut. Perasaan-perasaan seperti amarah dan rasa benci, mendorong masing-masing pihak untuk menekan atau menghancurkan individu atau kelompok lawan. Sementara itu, menurut De Moor, sistem sosial dapat dikatakan mengandung konflik hanya jika para penghuni sistem tersebut membiarkan dirinya dibimbing oleh tujuan-tujuan (atau nilai-nilai) yang bertentangan dan terjadi secara besar-besaran.

Lewis A. Coser menyatakan bahwa konflik terbuka lebih umum terjadi pada hubungan-hubungan sosial yang parsial daripada hubungan-hubungan yang personal dan intim. Meskipun demikian, perbedaan atau perselisihan dalam hubungan sosial yang intim juga dapat berpotensi konflik yang sewaktu-waktu dapat meledak dan lebih menghancurkan daripada konflik yang terjadi dalam hubungan sosial parsial.

SUMBER :

https://sosiologi79.blogspot.com/2017/11/materi-sosiologi-kelas-xi-bab-41.html

DIFERENSIASI SOSIAL

Konten [Tampil]

Squad, dalam kehidupan sosial di masyarakat, pasti kalian pernah merasakan perbedaan, kan? Misalnya, ada kelompok teman yang suka main basket, lalu ada juga kelompok teman lain yang lebih senang bermain gitar. Ada yang bermata cokelat, ada juga yang bermata hitam. Bagi orang yang demen Naruto, mungkin matanya pake kontak lensa sharingan.

Nah, dalam sosiologi, perbedaan-perbedaan seperti ini, disebut dengan diferensiasi sosial. Yuk, kita berkenalan dengan diferensiasi sosial dan jenis-jenisnya!

APA ITU DIFERENSIASI SOSIAL?

Diferensiasi sosial, seperti yang sudah dibahas di atas, merujuk pada penggolongan masyarakat secara horizontal atau sejajar. Karena didasarkan secara horizontal, penggolongan masyarakat ini sebetulnya tidak bertujuan membentuk kelompok-kelompok yang lebih unggul dari kelompok lainnya. Akan tetapi, ternyata masih banyak kelompok yang merasa kelompoknya jauh lebih unggul dari kelompok lain. Contohnya adalah rasisme kulit hitam dan kulit putih.  Si rambut gimbal dan lurus. Hayo, ada nggak teman kamu yang suka meledek orang lain seperti itu? Wah, nggak bener tuh...

Pada masyarakat majemuk seperti Indonesia, pengelompokan masyarakat secara horizontal yang diklasifikasikan berdasarkan perbedaan ras, etnisitas, klan, dan agama disebut dengan istilah kemajemukan sosial. Sedangkan pengelompokan masyarakat berdasarkan profesi dan jenis kelamin disebut dengan heterogenitas sosial. Jangan sampai tertukar, ya! 

Kemajemukan sosial ditandai dengan adanya perbedaan berdasarkan ciri-ciri fisik, berdasarkan ciri sosial, dan berdasarkan ciri budaya. Diferensiasi berdasarkan ciri-ciri fisik terjadi karena adanya perbedaan pada ciri fisik tertentu yang juga disebut dengan fenotip kuantitatif. Contoh perbedaan fisiknya antara lain warna kulit, bentuk mata, dan jenis rambut.

Sementara itu, diferensiasi berdasarkan ciri sosial timbul karena adanya perbedaan pekerjaan. Perbedaan pekerjaan tersebut menyebabkan adanya perbedaan cara pandang dan pola perilaku dalam masyarakat tersebut. Oleh karena itu, diferensiasi jenis ini diikuti dengan adanya perbedaan peran, prestise, dan kekuasaan. Contohnya antara lain pola perilaku dokter yang berbeda dengan pola perilaku arsitek. 

Lalu, yang berdasarkan pada ciri budaya itu seperti apa, dong? Diferensiasi berdasarkan ciri budaya Berhubungan erat dengan pandangan hidup suatu masyarakat. Pandangan hidup tersebut menyangkut nilai-nilai yang dianutnya, seperti religi, sistem kekeluargaan, keuletan, dan ketangguhan. Hasil dari nilai-nilai yang dianut suatu masyarakat dapat dilihat dari pakaian, bahasa, kesenian, dan agama.

BENTUK DIFERENSIASI SOSIAL

Squad, bentuk-bentuk diferensiasi sosial itu ada banyak jenisnya, lho. Diferensiasi sosial ini dibedakan ke dalam kelompok diferensiasi ras, diferensiasi suku bangsa, diferensiasi klan, diferensiasi agama, diferensiasi jenis kelamin, dan diferensiasi profesi. Kita bahas satu persatu, yuk! 

Diferensiasi Ras

Tahukah kalian apa yang dimaksud dengan ras? Ras adalah kelompok manusia yang memiliki bawaan ciri-ciri fisik yang sama. Secara garis besar, manusia dibagi dalam tiga kelompok ras utama, yaitu ras mongoloid yang berkulit kuning dan cokelat, ras negroid yang berkulit hitam, dan ras kaukasoid yang berkulit putih. 

Diferensiasi Suku Bangsa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, suku bangsa adalah kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari kesatuan sosial lain berdasarkan kesadaran akan identitas perbedaan kebudayaan, khususnya bahasa. Suku bangsa juga merupakan hasil sistem kekerabatan yang lebih luas. Suku bangsa di Indonesia sangat banyak, lho. Coba, ada apa aja, ya? Kuy, simak gambar di bawah ini! 



Diferensiasi Klan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, klan adalah kelompok kekerabatan yang besar. Klan juga merupakan kesatuan genealogis, religio magis, dan tradisi. Di Indonesia, ada 2 bentuk klan utama, yaitu Klan atas dasar garis keturunan ibu dan klan atas dasar garis keturunan ayah. Klan atas dasar garis keturunan ibu disebut dengan matrilineal dan banyak terdapat di masyarakat Minangkabau. Sedangkan klan atas dasar garis keturunan ayah disebut patrilineal dan biasa ditemukan di masyarakat Batak. 

Diferensiasi Agama

Di Indonesia, diferensiasi agama didasarkan pada agama yang terdapat di Indonesia itu sendiri. Agama yang terdapat di Indonesia adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Selain itu, di Indonesia juga terdapat kepercayaan seperti Kaharingan, Parmalim, dan Kejawen. Meskipun ada diferensiasi, tetapi pada kenyataannya, kita tidak bisa menyatakan bahwa kepercayaan dan agama yang satu lebih baik dari yang lain, ya. 

Diferensiasi Jenis Kelamin

Walaupun tidak tepat diklasifikasikan atas dasar tingkatan, misalnya laki-laki pada jenjang atas dan perempuan pada jenjang bawah, jenis kelamin ternyata juga menentukan tingkatan seseorang. Misalnya pada masyarakat patrilineal, laki-laki umumnya menduduki posisi lebih tinggi dari perempuan. Meskipun demikian, saat ini ada beberapa pekerjaan yang dulu dianggap hanya boleh dikerjakan oleh laki-laki, tetapi sekarang terbuka juga untuk perempuan. Contohnya karier di bidang politik dan bisnis.

Diferensiasi Profesi

Diferensiasi profesi adalah pengelompokkan masyarakat yang didasarkan pada jenis pekerjaan atau profesinya. Perbedaan profesi biasanya juga akan berpengaruh pada perilaku sosialnya. Contohnya, perilaku seorang tentara akan berbeda dengan seorang guru ketika keduanya melaksanakan pekerjaaannya.

Wah, ternyata diferensiasi sosial banyak juga ya jenisnya. Meskipun ada perbedaan, tetapi kita tidak boleh mempermasalahkan itu ya, Squad. Perbedaan itu bisa menjadi kekuatan kita untuk terus berkembang dan melatih rasa toleransi kita, lho!



SUMBER :

https://blog.ruangguru.com/berkenalan-dengan-diferensiasi-sosial-dan-jenis-jenisnya

TINDAKAN SOSIAL

Konten [Tampil]

Hal terpenting dari interaksi sosial adalah konsep tindakan atau perilaku manusia. Adanya hubungan antar manusia melahirkan tindakan-tindakan yang akan menunjukkan variasi hubungan dengan proses berpikir, tujuan yang akan dicapai, dan cara bagaimana mencapai tujuan itu. Sebagai makhluk sosial, tindakan manusia tidak dapat dilepaskan dari pengaruh lingkungan sosial. Adanya pengaruh timbal balik itu dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga atau yang lebih luas lagi di masyarakat. Itulah sebabnya tindakan yang dilakukan oleh manusia disebut tindakan sosial.

Menurut Max Weber, tindakan sosial adalah tindakan yang mempunyai makna, tindakan yang dilakukan dengan memperhitungkan keberadaan orang lain atau tindakan individu yang dapat mempengaruhi individu lain dalam masyarakat. Hal itu perlu diperhatikan mengingat tindakan sosial menjadi perwujudan dari hubungan atau interaksi sosial. Jadi tindakan sosial adalah tindakan atau perilaku manusia yang mempunyai maksud subjektif bagi dirinya, untuk mencapai tujuan tertentu dan juga merupakan perwujudan dari pola pikir individu yang bersangkutan

Tipe - tipe Tindakan Sosial

Tindakan Rasional Instrumental

Tindakan rasional instrumental merupakan tindakan yang dilakukan dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara yang digunakan dan tujuan yang akan dicapai. Artinya, tindakan ini didasari oleh tujuan yang telah matang .


Misalnya, Ketika seorang peserta didik akan mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi memutuskan untuk memilih jurusan tertentu pada perguruan tinggi tersebut. Keputusan yang diambil peserta didik tersebut tentu dilakukan dengan berbagai pertimbangan,seperti kemungkinan untuk diterima dengan kemampuan yang dimilikinya, persaingan yang mengambil jurusan itu, juga peminat pada perguruan tinggi tersebut.

Tindakan Rasional Berorientasi Nilai

Tindakan rasional berorientasi nilai dilakukan dengan memperhitungkan manfaatnya, tetapi tujuan yang ingin dicapai tidak terlalu dipertimbangkan. Tindakan seperti ini menyangkut kriteria baik dan benar menurut penilaian masyarakat. Tercapai atau tidaknya tujuan bukan persoalan dalam tindakan sosial tipe ini. Yang penting adalah kesesuaian dengan nilai-nilai dasar yang berlaku dalam kehidupan masyarakat.


Contoh tindakan ini adalah pelaksanaan kegiatan solidaritas atau pemberian bantuan secara sukarela terhadap korban bencana alam. Tujuan akhir dari kegiatan tersebut pada umumnya tidak terlalu dpikirkan karena tolongmenolong merupakan nilai yang baik di mata masyarakat. Tindakan rasionalitas berorientasi nilai dapat mengarahkan seseorang menghargai dan menghormati orang lain. Dalam tindakan ini diharapkan muncul sikap yang berorientasi kepada kebersamaan dan penghargaan terhadap nila-nilai yang dianut orang lain. Hal ini dapat memunculkan pemahaman bahwa manusia terlahir sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang diciptkan sebagai mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri.

Tindakan Tradisional

Tindakan tradisional adalah tindakan yang dilakukan semata-mata mengikuti tradisi atau kebiasaan yang sudah baku. Seandaianya kita bertanya kepada orang yang melakukan perbuatan tersebut pada umumnya mereka hanya akan menjawab sudah merupakan kebiasaan yang dilakukan dan diturunkan secara terus menerus dari satu generasi ke generasi berikutnya.


Contoh dari tindakan tersebut adalah kebiasaan mudik orang-orang yang merantau pada saat -saat tertentu (hari raya,natal atau tahun baru) Tindakan tradisional yang memiliki nilai baik tetap harus dipertahankan,seperti mudik. Mudik adalah fenomena masyarakat untuk tetap menjalin silaturahmi dengan kaum kerabatnya sehingga orang tetap mengenal lingkungan budaya sendiri dan dapat berperan untuk tetap melestarikannya.

Tindakan Afektif

Tindakan afektif adalah tindakan yang sebagian besar dikuasai oleh perasaan ataupun emosi, tanpa pertimbangan yang matang. Tindakan ini muncul karena luapan emosi,seperti adanya cinta, amarah, gembira, atau sedih muncul begitu saja sebagai ungkapan langsung terhadap keadaan tertentu. Itulah sebabnya tindakan sosial ini lebih berupa reaksi spontan. 


Tindakan ini sering muncul sebagai ungkapan yang memunculkan perasaan gembira, sedih, emosional dan sebagainya. Misalnya, ungkapan kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya dengan memeluk atau menciumnya

BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL

Konten [Tampil]

Secara umum interaksi sosial dibagi ke dalam dua bentuk, yakni interaksi sosial asosiatif atau yang mengarah pada hal-hal yang mempererat hubungan dan menghasilkan kerjasama, serta interaksi sosial disasosiatif atau yang menciptakan pepecahan.

BENTUK-BENTUK AKOMODASI SOSIAL

Konten [Tampil]

Akomodasi memiliki dua pengertian, yakni sebagai keadaan dan sebagai proses. Akomodasi sebagai keadaan mengacu pada keseimbangan interaksi antarindividu atau antarkelompok berkaitan dengan nilai dan norma sosial yang berlaku. Akomodasi sebagai proses mengacu pada usaha-usaha manusia untuk meredakan pertentangan agar tercipta keseimbangan.

Akomodasi sebagai sebuah proses mempunyai beberapa bentuk, yaitu:

  • Koersi, yaitu bentuk akomodasi yang prosesnya melalui paksaan secara fisik maupun psikologis
  • Kompromi, yaitu bentuk akomodasi ketika pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian
  • Arbitrase, yaitu cara untuk mencapai kompromi apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri. Pertentangan diselesaikan oleh pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak.
  • Mediasi hampir menyerupai arbitrase. Dalam proses mediasi, kedudukan pihak ketiga hanya sebagai penasihat. Pihak ketiga tidak memiliki wewenang mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah
  • Konsiliasi, yaitu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan pihak yang bertikai untuk mencapai kesepakatan.
  • Toleransi, bentuk akomodasi yang terjadi tanpa persetujuan formal.
  • Stalemate, terjadi ketika pihak-pihak yang bertikai memiliki kekuatan yang seimbang hingga akhirnya kedua pihak menghentikan pertikaian tersebut.
  • Ajudikasi, yaitu cara menyelesaikan masalah melalui pengadilan
  • Segregasi, yaitu bentuk akomodasi ketika masing-masing pihak memisahkan diri dan saling menghindar untuk mengurangi ketegangan
  • Eliminasi, yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat dalam konflik karena mengalah
  • Subjugation atau domination, yaitu bentuk akomodasi ketika pihak yang kuat meminta pihak yang lebih lemah mentaatinya.
  • Keputusan mayoritas, yaitu keputusan yang diambil berdasarkan suara terbanyak dalam voting
  • Minority consent, yaitu kemenangan kelompok mayoritas yang diterima dengan senang hati oleh pihak minoritas
  • Konversi, yaitu penyelesaian konflik ketika salah satu pihak bersedia mengalah dan mau menerima pendirian pihak lain
  • Gencatan senjata, yaitu penundaan permusuhan dalam jangka waktu tertentu

BENTUK-BENTUK KERJASAMA

Konten [Tampil]

Kerja sama didefinisikan sebagai usaha bersama antarindividu atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Charles H. Cooley, kerjasama timbul apabila seseorang menyadari dirinya mempunyai kepentingan atau tujuan yang sama dengan orang lain.

Berdasarkan pelaksanaannya, kerja sama memiliki lima bentuk.

  1. Kerukunan atau gotong royong
  2. Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang atau jasa antara dua organisasi atau lebih. Dalam bargaining prinsip keadilan sangat ditekankan
  3. Kooptasi, proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan dan pelaksanaan politik organisasi sebagai satu-satunya cara menghindari konflik yang dapat mengguncang organisa
  4. Koalisi, kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama
  5. Joint venture, yaitu kerjasama dalam pengusahaan proyek tertentu

Selain itu bebeapa ahli juga membagi kerja sama dalam beberapa bentuk berikut
1. Kerja sama spontan (kerja sama serta merta)
2. Kerja sama langsung (hasil dari perintah atasan atau penguasa)
3. Kerja sama kontrak (kerja sama atas dasar tertentu)
4. Kerja sama tradisional (kerjasama sebagai bagian antarunsur dalam sistem sosial)

FAKTOR-FAKTOR PENDORONG INTERAKSI SOSIAL

Konten [Tampil]

Interaksi sosial dilandasi oleh beberapa faktor psikologis yaitu,

SYARAT-SYARAT INTERAKSI SOSIAL

Konten [Tampil]

Menurut Soerjono Soekanto, interaksi sosial tidak mungkin terjadi tanpa kontak sosial dan komunikasi.

INTERAKSI MENURUT PARA AHLI

Konten [Tampil]

Berikut kami sajikan beberapa pengertian interaksi sosial menurut para ahli :


1. Homans

Pengertian Interaksi Sosial menurut Homans adalah suatu keadaana ketika suatu aktivitas (kegiatan) yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain ganjaran atau hukuman dengan memakai suatu tindakan oleh pasangannya.


2. Selo Soemardjan

Pengertian Interaksi Sosial menurut Selo Soemardjan adalah hubungan timbal balik antara manusia (individu) dengan berbagai segi kehidupan bersama.


3. Bonner

Pengertian Interaksi Sosial menurut Bonner adalah suatu hubungan antar dua individu atau lebih yang saling mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakukan individu lain atau sebaliknya.


4. Astrid. S. Susanti

Pengertian Interaksi Sosial menurut Astrid. S. Susanti adalah hubungan antar manusia yang menciptakan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembuatan struktur sosial. Hasil interaksi sangat tergantung oleh nilai dan arti serta interpretasi yang diberikan pihak yang ikut terlihat dalam interaksi ini.


5. Maryati dan Suryawati

Pengertian Interaksi Sosial menurut Maryati dan Suryawati adalah kontak atau hubungan timbal balik dan tindakan balasan (respon) antar individu, antar kelompok atau individu dan kelompok.


6. Gilin

Pengertian Interaksi Sosial menurut Gilin adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan antar individu dan kelompok atau antar kelompok.


7. Broom dan Selznic

Pengertian Interaksi Sosial menurut Broom dan Selznic adalah proses aksi (tindakan) yang dilandasi oleh kesadaran adanaya orang lain dan proses menyesuaikan tindakan balasan (respon) sesuai dengan tindakan orang lain.


8. Kimball Young dan Raymond W. Mack

Pengertian Interaksi Sosial menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack adalah hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antar individu, individu dengan kelompok, atau pun kelompok dengan kelompok lainnya.


9. Macionis

Pengertian Interaksi Sosial menurut Macionis adalah proses aksi (tindakan) dan reaksi (membalas tindakan) yang dilakukan oleh seseorang dalam berhubungan dengan orang lain.


10. Soerjono Soekanto

Pengertian Interaksi Sosial menurut Soerjono Soekanto adalah proses sosial tentang cara berhubung yang bisa dilihat jika individu dengan kelompok sosial saling bertemu lalu menentukan sistem dan hubungan sosial.

Sumber : https://brainly.co.id/tugas/23977808


FUNGSI, KEGUNAAN DAN PERAN SOSIOLOGI

Konten [Tampil]

Sosiologi yang kajiannya adalah masyarakat memiliki fungsi atau kegunaan sebagai berikut : 

1. Fungsi Sosiologi dalam Perencanaan Sosial

Perencanaan sosial merupakan kegiatan untuk mempersiapkan masa depan individu di masyarakat. Tujuannya untuk  mengatasi kemungkinan munculnya masalah-masalah saat terjadinya perubahan. Perencanaan sosial bersifat antisipatif, maksudnya: bersifat mencegah, mempersiapkan untuk sesuatu yang mungkin terjadi

Fungsi Sosiologi dalam Perencanaan Sosial:

  • Perencanaan sosial merupakan alat untuk mengetahui perubahan yang terjadi di masyarakat
  • Perencanaan disusun atas dasar kenyataan yang faktual
  • Perencanaan sosial digunakan untuk mengantisipasi berbagai masalah yang timbul di masyarakat
  • Perencanaan sosial sebagai alat untuk mengetahui perkembangan masyarakat, sehingga dapat meng- himpun kekuatan sosial di masyarakat
  • Sosiologi memahami perkembangan masyarakat , baik desa maupun kota, sehingga proses penyusunan perencanaan sosial dapat dilakukan
2. Fungsi Sosiologi dalam Penelitian

Penelitian merupakan suatu usaha untuk meningkatkan ilmu. Dalam sosiologi, penelitian berguna untuk memberikan gambaran mengenai kehidupan masyarakat. Kegiatan penelitian dalam sosiologi, biasanya mengkaji berbagai gejala yang ada di masyarakat. Dengan penelitian, akan diperoleh suatu rencana penyelesaian masalah sosial yang baik. Dari data yang dihasilkan dari penelitian sosiologis, pengambil keputusan dapat menyusun rencana penyelesaian suatu masalah sosial, seperti cara untuk mencegah kenakalan remaja dan mengatasi masalah pengangguran, maupun meningkatkan rasa solidaritas antarwarga yang semakin memudar.

Fungsi Sosiologi dalam penelitian sosial:

  • Untuk mempertimbangkan berbagai gejala sosial yang timbul dalam kehidupan masyarakat
  • Untuk memahami pola tingkah laku manusia di masyarakat
  • Untuk bersikap hati-hati dan selalu berpikir rasional         
  • Untuk dapat melihat perubahan tingkah laku anggota masyarakat        
  • Untuk dapat memahami simbol, kode, dan berbagai istilah yang menjadi obyek penelitian. 
3. Fungsi Sosiologi dalam Pembangunan

Pembangunan adalah perubahan yang dilakukan dengan terencana dan terarah. Proses pembangunan bertujuan untuk meningkatkan  taraf hidup masyarakat, baik secara spiritual maupun material. Dalam pembangunan, Sosiologi berfungsi untuk memberikan data sosial yang diperlukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian pembangunan.

Tahap-tahap dalam Pembangunan:

  • Tahap Perencanaan : untuk mengidentifikasi kebutuhan masyarakat, sehingga memerlukan data-data yang relatif lengkap, yang meliputi: Pola interaksi sosial, kelompok sosial, lembaga sosial, stratifikasi sosial
  • Tahap Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan perlu diadakan pengawasan terhadap kekuatan sosial dan perubahan sosial di masyarakat. Caranya adalah dengan mengadakan penelitian terhadap pola kekuasaan  dan wewenang yang ada di masyarakat dan melakukan pengamatan terhadap perubahan yang terjadi.
  • Tahap Evaluasi. Dalam tahap ini, dilakukan analisis dampak sosial  pembangunan. Keberhasilan pembangunan hanya dapat dinilai melalui evaluasi. Dalam tahap ini juga dapat diidentifikasikan terjadinya kekurangan dan kemunduran. Melalui evaluasi dapat dilakukan perbaikan, penambahan, dan peningkatan ke arah yang lebih baik

4. Fungsi Sosiologi dalam Pemecahan Masalah Sosial

Masalah merupakan keadaan yang dianggap sebagai  suatu kesulitan yang perlu diselesaikan. Masalah muncul karena ada kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Masalah sosial yang ada di masyarakat berkaitan dengan nilai-nilai dan lembaga kemasyarakatan.  Disebut masalah sosial karena dapat mengganggu       keharmonisan di masyarakat. Oleh karena itu masalah sosial harus ada pemecahan- nya agar tercipta kestabilan dan keharmonisan di masyarakat.

Metode pemecahan masalah sosial ada 3 (tiga):

  • Metode antisipatif: tindakan yang sifatnya mencegah, serta mempersiapkan untuk sesuatu yang mungkin terjadi.
  • Metode Represif: tindakan agar membuat jera pelaku pelanggaran.
  • Metode Restitusif: tindakan yang berupa pemberian   penghargaan/reward kepada seseorang yang menaati hukum


Peran Sosiologi

Selain memiliki kegunaan, sosiologi juga memiliki peran, yaitu sebagai berikut 

  1. Sosiolog sebagai ahli riset. Para sosiolog melakukan riset ilmiah. Tujuannya adalah mencari data kehidupan sosial masyarakat.
  2. Sosiolog sebagai konsultan kebijakan. Prediksi sosiologi dapat membantu memperkirakan pengaruh kebijakan sosial yang mungkin terjadi.
  3. Sosiolog sebagai praktisi. Beberapa sosiolog terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan masyarakat 
  4. Sosiolog sebagai guru atau pendidik

Sumber :
http://blog.unnes.ac.id/nikendheasyearyani/2017/11/11/2-materi-sosiologi-sma-kelas-x-fungsi-sosiologi-untuk-mengenali-gejala-sosial-di-masyarakat/

Baca Juga :