6 Program Prioritas Kemdikdasmen

Konten [Tampil]

Tanggal 20 Oktober 2024, Presiden terpilih, Bapak Prabowo Subianto, resmi dilantik menjadi Presiden Indonesia untuk priode 2024-2029. Dan dihari yang sama, Presiden Prabowo mengumumkan para menterinya yang akan membantu mewujudkan visi misi nya untuk lima tahun ke depan.

Prioritas Kemdikdasmen


Dari beberapa menteri yang ditunggu pengumumannya, salah satunya adalah pengumuman untuk posisi Menteri Pendidikan, siapakah orangnya yang akan mengisi posisi tersebut benar-benar sangat ditunggu oleh para insan pendidik dan dunia pendidikan di Indonesia.

Makna Hari Guru Bagi Seorang Guru

Konten [Tampil]

Tanggal 25 Nopember menjadi hari yang sangat spesial dan berkesan bagi seluruh insan yang berprofesi sebagai guru. Yah, bagaimana tidak karena dihari tersebut seluruh guru di Indonesia dirayakan dan diperingati sebagai hari guru nasional.

hari guru nasional


Dengan adanya hari guru ini, jujur sebagai orang yang dipanggil guru oleh anak-anak tentu merasa bahagia karena ini sebagai "validasi" kalau pekerjaan kita memang berarti dan memiliki peran penting dalam memberikan kontribusi kepada anak-anak.

Bagi saya sendiri Peringatan Hari Guru Nasional ini memiliki makna yang begitu mendalam, bukan hanya sekedar adanya pengakuan saja, namun lebih dari itu, Hari Guru bisa menjadi renungan bagi orang-orang yang berprofesi sebagai guru termasuk saya sendiri. Berikut makna Hari Guru Nasional bagi para guru untuk dijadikan sebagai bahan renungan :

1. Sudah Layakkah Dipanggil Guru

Pertanyaan pertama yang muncul dan perlu menjadi renungan adalah apakah kita sudah layak dipanggil guru oleh anak-anak? Tentu pertanyaan ini hanya bisa dijawab oleh setiap orang yang mengaku sebagai guru.

Guru diistilahkan dengan sebutan "Digugu dan Ditiru", artinya semua tingkah lakunya, prilakunya dan perbuatannya akan dilihat lalu ditiru oleh murid-muridnya, maka ada istilah "Guru kencing berdiri, murid kencing berdiri". Lengah dikit saja dalam berprilaku, maka jangan salahkan anaknya melakukan hal yang sama bahkan melebihi dari tingkah laku gurunya.

2. Sudah Siapkah Setiap Waktunya Harus Berperan Sebagai Guru

Makna kedua yang harus menjadi perhatian seorang guru di hari guru Nasional ini adalah sudah siapkah kita dan sanggup untuk selalu berperan sesuai dengan status yang diembannya yaitu status seorang guru?

Jangan sampai status dan peran sebagai guru itu hanya dilaksanakan di lingkungan sekolah saja, tetapi status guru itu dilepaskan ketika berada di luar sekolah. Mau di dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah, seorang guru itu tetap harus berlaku sopan, berprilaku santun, berbuat baik, selalu bersikap taat dan patuh pada aturan, di manapun guru itu berada dan saat kapanpun.

3. Memahami Psikologis Murid-muridnya

Menjadi guru itu bukan hanya sekedar berdiri di depan anak-anak saja, tetapi harus mampu memahami psikologis para muridnya. Ingat tidak semua anak-anak siap ketika akan memulai kegiatan belajar, mungkin ada beberapa anak yang belum siap memulai belajarnya lantaran psikologisnya sedang terganggu.

Maka dari itu, apakah kita sudah menyadari bahwa suasana hati anak-anak yang bahagia akan lebih mudah menerima dan memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh para guru. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu memahami psikologis anak-anaknya, jangan sampai anak-anak yang hati dan pikirannya sedang tidak baik-baik saja dipaksa harus mengikuti kegiatan belajar mengajar.

4. Apakah sudah Ditunggu Kehadiran Kita di Kelas?

Hal yang juga perlu menjadi renungan bagi setiap guru adalah apakah kehadiran kita di kelas ditunggu oleh anak-anak? Jangan-jangan saat kita tidak masuk ke kelas mereka malah seneng, atau anak-anak selalu beralasan tidak bersekolah karena takut ketemu gurunya?

Situasi seperti itu tentu harus dicarikan solusinya, khawatir ada ketidakpercayaan dan ketidaknyamanan mereka kepada gurunya. Kalau anak-anak sudah percaya lalu merasa nyaman saat berhadapan dengan gurunya, tentu seperti apapun gaya ngajarnya, model dan metode yang digunakannya seperti apa, anak-anak akan tetap respek kepada gurunya dan pasti akan mengikuti kegiatan belajar di kelasnya.

5. Sudah Berada di Level Berapa Tingkat Kesabaran Kita?

Pertanyaan kelima yang tidak kalah pentingnya untuk dijadikan bahan renungan oleh seorang guru di hari guru nasional ini adalah sudah berada pada level berapa tingkat kesabaran kita sebagai seorang guru ketika menghadapi anak-anak yang tidak sesuai dengan ekspektasi.

Tentu ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan itulah akan menjadi tantangan setiap guru kerika berhadapan dengan anak-anak yang memiliki keistimewaan dibandingkan anak-anak lainnya. Dan salah satu sikap guru yang harus diterapkan ketika menghadapi anak-anak yang memiliki keistimewaan tersebut adalah memiliki sikap yang sabar.

Itulah makna Hari Guru Nasional bagi seorang guru. Untuk seluruh anak-anak kami ucapkan Terima Kasih atas segala ucapan dan doanya, semoga kalian tidak bosan untuk terus belajar bersama kami.

Jadi Pengurus OSIS? Awas Hindari Kepribadian NPD

Konten [Tampil]

Untuk belajar berorganisasi dan melatih kepemimpinan di lingkungan sekolah, para siswa bisa memanfaatkan wadah organisasi yang ada di sekolah, dan tempat untuk berorganisasi para siswa tersebut adalah Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).

Menghindari NPD


Setelah melalui pendaftaran dan seleksi, biasanya para siswa yang dinyatakan layak menjadi pengurus OSIS akan digembleng dalam sebuah kegiatan yang dinamakan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS). Tujuan LDKS ini sendiri adalah agar para siswa yang menjadi anggota OSIS benar-benar orang-orang yang sudah siap bekerja dan siap secara mental menghadapi tantangan dan rintangan selama berorganisasi.

Salah satu sikap atau karakter yang perlu dihindari oleh seluruh anggota OSIS adalah sikap atau kepribadian NPD.

Apa itu NPD?

NPD kepanjangan dari Narcissistic Personality Disorder, kondisi ini digolongkan sebagai sebuah gangguan mental, yang membuat pengidapnya merasa dirinya jauh lebih penting daripada orang lain, memiliki kebutuhan yang tinggi untuk dipuji atau dibanggakan, namun memiliki empati yang rendah terhadap orang lain.

Hindari Karakter NPD Bagi Anggota OSIS

Setiap organisasi tidak terkecuali OSIS pastinya memiliki keinginan organisasinya berjalan dengan baik sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dan bukan hanya tugas dan fungsinya saja yang perlu dijalankan, namun karakter dari setiap anggota OSIS nya pun perlu diperhatikan.

Salah satu dari sekian banyak karakter yang harus dihindari oleh setiap anggota OSIS adalah NPD. Dan berikut ciri-ciri anggota OSIS yang mulai terkena "virus" NPD.

  1. Menilai dirinya paling tinggi kemampuannya di OSIS dibandingkan pengurus lainnya.
  2. Menganggap dirinya paling superior tetapi tidak memiliki pencapaian yang pantas.
  3. Selalu melebih-lebihkan pencapaian yang diraihnya dan bakat yang dimilikinya.
  4. Pikirannya selalu diisi dengan bagaimana memperlihatkan kehebatan cara berorganisasinya tanpa merasakan bagaimana perasaan anggota.
  5. Memiliki keinginan untuk selalu dipuji atau dikagumi.
  6. Merasa paling istimewa dibandingkan pengurus lainnya
  7. Menganggap bahwa dirinya pantas diberi perlakuan spesial dan bahwa hal itu sebagai suatu hal yang wajar di mata orang lain.
  8. Memanfaatkan pengurus lainnya untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
  9. Tidak mampu untuk meraba rasa atau menyadari perasaan atau kebutuhan pengurus lainnya.
  10. Merasa cemburu terhadap pengurus lain apabila berhasil melaksanakan tugas.
  11. Memiliki perilaku yang arogan.

Itulah beberapa kepribadian NPD yang harus dihindari oleh setiap pengurus OSIS, agar program kerjanya berjalan dengan baik sesuai fungsinya.

Cerita di Hari Ayah

Konten [Tampil]

Tanggal 12 Nopember, tepat dimana seorang ayah dirayakan, saya mengajak anak-anak di kelas untuk video call ayahnya dan kemudian didepan teman-temannya ditantang mengucapkan "Selamat Hari Ayah".

Hari Ayah


Antusias luar biasa, mereka begitu semangat untuk mengikuti tantangan yang saya berikan. Ada yang ayahnya sedang bekerja, ada juga yang saat ditelepon langsung dimatikan he he he, mungkin merasa aneh he he ha.

Ada yang menelpon, tapi sayang ayahnya nggak mengangkat teleponnya, ada pula yang minta izin mau menelpon kakaknya saja karena ayahnya sudah lama meninggal,, sedih banget. Ada juga anak, katanya mau ikut tantangan ini, tapi sayang ayahnya nggak punya handphone, hmm hm. Ada juga anak-anak yang ngobong alias para santri, pengen juga ikut, tapi HP nya nggak dibawa.

Sedih, seru tapi ada lucunya. Saya bener-bener bisa merasakan bagaimana cara mereka berkomunikasi dengan sosok ayahnya, sosok yang dikenal sebagai "cinta pertamanya bagi anak perempuan" dan "sahabat pertamanya bagi anak laki-laki". Kebanyakan dari mereka seperti canggung, kagok atau tidak biasa melakukan deeptalk dengan ayahnya.

Saya bener-bener terharu memberikan tantangan ini, karena saya sendiri juga udah lama banget, hampir 19 tahun ditinggal seorang ayah. Pengennya sih nangis ketika mereka anak-anak di kelas mengucapkan selamat hari ayah kepada ayah mereka lewat video call.

Meski nggak bisa ngucapin Selamat Hari Ayah karena ayahnya udah nggak ada, tapi alhamdulillah saya dapet banyak ucapan Selamat Hari Ayah dari istri tercinta, anak perempuan saya, dan anak-anak di sekolah.

Sekali lagi terima kasih sudah mau menerima tantangan saya, dan saya doakan semoga kelak nanti kalian menjadi sosok ayah yang dirindukan kehadirannya oleh anak-anak kalian. Selamat Hari Ayah.

Konsep Permasalahan Sosial

Konten [Tampil]

Suatu masalah pada umumnya dapat disebut sebagai permasalahan sosial jika membawa pengaruh bagi banyak orang. Permasalahan sosial juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi sosial yang dipandang masyarakat berbahaya dan membutuhkan perbaikan (Mooney, 2011: 3). Selain itu, permasalahan sosial terjadi karena adanya pelanggaran nilai dan norma dalam masyarakat. Nilai merupakan harapan atau kepercayaan yang dianggap penting oleh masyarakat. Sementara itu, norma merupakan aturan yang disepakati bersama dalam masyarakat. Ketika pelanggaran nilai dan norma terjadi tentu masyarakat akan merasa khawatir atas stabilitas sistem dan keteraturan sosial di lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, nilai dan norma menjadi suatu parameter yang digunakan untuk menentukan suatu permasalahan sosial (Sullivan, 2016: 4-6).

masalah sosial

 

Permasalahan sosial tidak selalu muncul karena interaksi sosial yang dibangun dalam masyarakat. Terdapat pula faktor lain seperti bencana dan wabah penyakit yang menyebabkan permasalahan sosial dalam masyarakat. Bencana dan wabah penyakit memang bukan suatu permasalahan sosial. Akan tetapi, dampak yang ditimbulkan bencana dan wabah penyakit membawa pengaruh besar bagi kehidupan sosial masyarakat. Oleh karena itu, muncul masalah-masalah sosial di berbagai aspek kehidupan masyarakat. Kondisi ini terjadi karena manusia sangat bergantung pada ruang atau lingkungan fisik tempat mereka tinggal. 

Suatu masalah juga dapat menjadi permasalahan sosial karena mendapat perhatian banyak orang, misalnya viral di media sosial, dilakukan oleh tokoh masyarakat, dan ditetapkan oleh pihak yang berwenang. 

Permasalahan sosial dapat bersifat manifes dan laten. Permasalahan sosial yang bersifat manifes biasanya dapat dengan mudah disadari karena nyata melanggar nilai dan norma dalam masyarakat. Misalnya permasalahan sosial terkait kriminalitas, penyimpangan sosial, dan kenakalan remaja. Selain itu, terdapat pula permasalahan sosial yang nyata terjadi namun tidak disadari oleh masyarakat yaitu permasalahan sosial laten. Misalnya pemanasan global yang terjadi karena penggunaan energi yang tidak tepat guna. Permasalahan sosial ini sering dianggap sebagai masalah lingkungan, padahal dampak yang ditimbulkan dapat memengaruhi kehidupan sosial masyarakat.

Makna Sumpah Pemuda bagi Pelajar

Konten [Tampil]

Sumpah Pemuda adalah salah satu peristiwa bersejarah yang menjadi tonggak penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Bagi pelajar, Sumpah Pemuda memiliki makna yang sangat mendalam dan relevan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa makna penting dari Sumpah Pemuda bagi pelajar :

sumpah pemuda


1. Semangat Persatuan

Sumpah Pemuda mengajarkan pentingnya persatuan dan kesatuan di antara berbagai suku, agama, dan budaya. Bagi pelajar, semangat ini dapat diterapkan dalam kehidupan sekolah dengan cara bekerja sama dengan teman-teman dari latar belakang yang berbeda. Persatuan membuat lingkungan belajar menjadi lebih harmonis dan kondusif.

2. Identitas dan Kebanggaan Bangsa

Sumpah Pemuda menegaskan identitas sebagai bangsa Indonesia dengan satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa. Pelajar diharapkan dapat menghargai dan bangga dengan identitas kebangsaan mereka. Ini bisa diwujudkan melalui partisipasi dalam kegiatan kebangsaan di sekolah, seperti upacara bendera dan peringatan hari-hari nasional.

3. Cinta Tanah Air

Rasa cinta tanah air yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda dapat memotivasi pelajar untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Pelajar dapat menunjukkan cinta tanah air dengan cara menjaga kebersihan lingkungan sekolah, mengikuti kegiatan sosial, dan berkontribusi positif bagi masyarakat.

4. Semangat Belajar dan Berkarya

Sumpah Pemuda juga menginspirasi pelajar untuk terus belajar dan berkarya demi kemajuan bangsa. Dengan meneladani semangat para pemuda yang berjuang demi kemerdekaan, pelajar diharapkan dapat berprestasi di bidang akademik dan non-akademik.

5. Toleransi dan Kebhinekaan

Melalui Sumpah Pemuda, pelajar belajar pentingnya toleransi terhadap perbedaan yang ada. Di sekolah, ini berarti menghormati teman-teman yang memiliki pandangan, keyakinan, dan kebudayaan yang berbeda. Toleransi akan menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan damai.

Kesimpulan

Sumpah Pemuda bukan hanya sekadar bagian dari sejarah, tetapi juga pelajaran berharga bagi pelajar dalam membangun karakter dan kepribadian yang kuat. Dengan memahami dan menerapkan nilai-nilai Sumpah Pemuda, pelajar dapat menjadi generasi yang berdaya saing dan berkontribusi positif bagi bangsa dan negara.

Dasar Pembentukan Kelompok Sosial

Konten [Tampil]

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Oleh karena itu, manusia selalu membutuhkan kelompok sosial. Kelompok sosial dapat terbentuk ketika individu-individu saling berinteraksi, mengenal, menemukan kesamaan, dan menyadari kesamaan tujuan yang hendak dicapai. Kelompok sosial terbentuk atas dasar kesamaan kepentingan, tempat tinggal, keturunan, pengalaman, dan ideologi tertentu. Sementara itu, tujuanyang mendorong pembentukan kelompok di antaranya keinginan untuk meneruskan keturunan, memenuhi kebutuhan hidup, dan memperoleh efektivitas kerja.

kelompok sosial


Sebuah kelompok sosial dapat mencapai tujuannya jika terdapat norma yang disepakati dan ditaati bersama. Selain itu, pembagian tugas atau peran antaranggota di dalamnya harus berjalan baik. Misalnya, cerita Teman Baru di Kelas yang Baru menunjukkan bahwa seorang anggota kelompok keluar dari keanggotaannya. Masalah tersebut terjadi karena peran yang dijalankannya tidak optimal sehingga menimbulkan perselisihan dalam kelompok. Oleh karena itu, menjalin interaksi sosial antaranggota kelompok menjadi sangat penting. Interaksi sosial yang baik dapat menciptakan rasa saling memahami, mempermudah koordinasi, dan mendorong terciptanya solusi atas berbagai kendala dalam kelompok.

Kamu Jatuh Cinta? Lakukan 4 Hal Berikut ini

Konten [Tampil]

Bukan hal yang aneh jika saya sebagai guru, sering dihadapkan dengan para siswa yang sudah mulai menyukai lawan jenisnya atau sedang jatuh cinta. Tentu situasi ini harus disikapi secara responsif dan bijak, karena disatu sisi ini adalah hal yang wajar dan manusiawi, tetapi disisi lain jika kita tidak memberikan pemahaman yang tepat kepada mereka bagaimana cara mengelola rasa itu, tentu situasinya akan kurang baik bagi mental mereka.

Berikut 5 Generasi Berdasarkan Tahun Lahir

Konten [Tampil]

Setiap generasi memiliki karakteristik, nilai, dan pengalaman yang berbeda-beda. Berikut adalah beberapa macam generasi yang dikenal dalam berbagai studi sosiologis:

generasi alpha


  1. Generasi Baby Boomers (1946-1964): Generasi ini lahir setelah Perang Dunia II, saat terjadi lonjakan kelahiran bayi. Mereka dikenal sebagai generasi yang bekerja keras dan menghargai stabilitas serta keamanan dalam pekerjaan.

  2. Generasi X (1965-1980): Generasi ini tumbuh di tengah-tengah perubahan sosial yang signifikan, seperti meningkatnya angka perceraian dan perkembangan teknologi. Mereka cenderung mandiri, skeptis terhadap otoritas, dan menghargai keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi.

  3. Generasi Milenial (1981-1996): Generasi ini juga dikenal sebagai Generasi Y. Mereka tumbuh dengan teknologi digital, internet, dan media sosial. Milenial cenderung lebih terbuka terhadap perubahan, menghargai kolaborasi, dan sering kali memprioritaskan pengalaman hidup daripada kepemilikan materi.

  4. Generasi Z (1997-2012): Generasi ini lahir dan tumbuh di era digital, dengan akses ke internet sejak usia dini. Mereka dikenal sebagai "digital natives" dan sangat terhubung dengan teknologi. Generasi Z cenderung lebih inklusif, berpikir kritis, dan memiliki perhatian terhadap isu-isu sosial dan lingkungan.

  5. Generasi Alpha (2013-sekarang): Generasi ini adalah anak-anak dari Generasi Milenial dan merupakan generasi pertama yang lahir sepenuhnya di abad ke-21. Mereka akan tumbuh dengan teknologi seperti kecerdasan buatan, realitas virtual, dan mungkin akan menghadapi tantangan global yang belum pernah ada sebelumnya.

Setiap generasi membawa perspektif dan kontribusi unik yang membentuk masyarakat kita. Memahami perbedaan ini dapat membantu kita berkomunikasi dan bekerja lebih efektif lintas generasi.

Ngobrol Soal Pacaran Bareng Anak-anak

Konten [Tampil]

Hari ini, tepatnya hari Senin, tanggal 30 September 2024, saya ngajak anak-anak buat ngobrol seputar pacaran. Ngobrolnya sangat seru dan santai banget, mereka saya ajak buat terbuka untuk ngungkapin pendapatnya seputar kehidupan pribadi mereka, InsyaAllah tanpa ada paksaan mereka dengan sendirinya mau berbagi cerita. 

ngobrol pacaran


Saya awali ngobrolnya dengan pertanyaan pemantik, yaitu seberapa pentingkah berpacaran buat mereka. Jawaban dari mereka sangat beragam, mulai dari yang mengatakan sangat perlu, nggak penting-penting amat, sampai ada yang mengatakan tidak penting pacaran. 

Selanjutnya saya lempar pertanyaan kedua, yakni apa sih yang menjadi motivasi mereka berpacaran. Pertanyaan ini juga dijawab dengan jawaban yang berbeda-beda. Ada yang hanya iseng, ada yang hanya butuh buat curhat, ada juga yang memang butuh kasih sayang. 

Pertanyaan selanjutnya adalah meminta mereka menceritakan kapan momen terindah dan sedih saat berpacaran. Momen terindah saat pacaran versi mereka adalah jalan berdua, makan berdua, video call, chattingan, hingga dapet kata-kata romatis. Sementara momen sedih mereka adalah ketika orang yang dicintainya meninggalkan, ghosting, atau selingkuh versi mereka. 

Di sela-sela ngobrol itu, saya coba masuk ke ranah keluarga mereka. Pertanyaan yang saya lontarkan adalah gimana kehidupan keluarganya, interaksi mereka dengan keluarganya, lalu bentuk perhatian seperti apa yang mereka sudah dapatkan dari keluarga mereka terutama orang tua mereka. 

Jawabannya pun sedikit membuat saya terdiam, ternyata dari mereka jarang banget berkomunikasi dengan orang tua mereka, orang tuanya jarang membonding mereka, bahkan mereka merasa tidak memiliki sosok orang tua yang seharusnya memberikan kasih sayang. 

Ngobrol bareng mereka akhirnya berakhir dengan penuh canda tawa, tertawa lepas, dan seru pokoknya. Saya pun sebagai gurunya memberikan sedikit nasehat buat mereka sebagai penutup pada obrolan tersebut. 

Saya menyimpulkan dari ngobrol bareng anak anak itu, pertama, motivasi mereka berpacaran lebih pada kurangnya kasih sayang dari orang yang seharusnya memberikan kasih sayang. Ibaratnya mencari pengganti sosok yang bisa memberikan kasih sayang buat mereka. 

Kedua, tidak ada atau kurangnya komunikasi, ngobrol, bonding mereka dengan orang tua mereka. Akhirnya mereka lagi lagi mencari tokoh pengganti yang mau mendengarkan curhatan mereka. 

Ketiga, diperlukan sosok lain yang bisa menggantikan orang tua mereka, dengan harapan bisa mengarahkan mereka ke arah yang positif, tidak toxic, dan tentunya menyehatkan mental mereka. 

Terakhir mungkin momen momen ngobrol bareng seperti itu perlu sering dilakukan, yah minimal bisa mendengar cerita cerita mereka, dan mereka sendiri bisa memahami dan mengerti apa yang mesti dilakukan.