Yang S'lalu Berpakaian Rapi dan Duduk di Kursi Paling Depan : Jangan Berhenti untuk Bermimpi

Konten [Tampil]

Sore hari yang masih ditemani rintik hujan sejak pagi, ditambah awan yang keliatannya masih sedih, tapi kayaknya lebih sedih Ipin dan Upin deh saat nggak kebagian paha ayam 🐔🐤, atau lebih tantruman Nobita yang merengek ke Doraemon... he he.

by : canva_ai


Sabtu sore kemarin mungkin bisa jadi saksi sejarah buat seluruh masyarakat Jawa Barat umumnya, karena di sore itu TIM kebanggaan Jawa Barat yakni Persib Bandung akan melakoni pertandingan terakhirnya, sekaligus akan dinobatkan sebagai Jawara Liga 1 2024/2025., Nikmat mana deui coba, menang, jawara, sambil nyeruput kopi item n'dak diaduk,,, beuu. Pokoknya kalah kebahagiannyan sama jalan sama cewek yang statusnya belum jelas, atau diajak makan sama cewek yang kita sukai, tapi hanya sekedar untuk menenami ngedate sama cowoknya,,, tragis.. ha ha.

Memang bener kata "Firaun" (sedikit hiperbola), ngelamun di kala hujan jadi lebih nikmat jika disampingnya ada air teh anget, sepiring Hui goreng (Ubi : Bahasa Sunda), mungkin bisa ditambah satu sebat sigaret bagi yang suka, tapi saya sih nggak, daripada buat ngebako lebih baik buat beli uyah (garam: bahasa Sunda), karena kata orang tua dulu, kalau nggak ada garam di dapur itu tandanya kita miskin. Wah, jangan-jangan yang dapet BLT dari pemerintah, di dapurnya nggak ada garam, kan Kismin... he he,, mungkin ada garam, tapi asam garam (pengalaman) berperan pura-pura miskin. ha ha

Oh iya,, tapi sebentar mau nyeruput dulu teh anget yang dibikinin isteri tercinta. Ngebahas BLT tuh jadi terbayang kembali sama sosok anak didikku yang sekarang duduk di kelas 12 alias last class, saat ngebahas materi "Ketimpangan Sosial Mapel Sosiologi", anak ini sampai berapi-api,, "katanya kenapa orang yang seharusnya dapet malah enggak, tapi orang yang seharusnya nggak dapet, malah dapet", begitu kira-kira bunyi pertanyaannya.

Pertanyaannya gampang tapi berat untuk dijawab, mungkin lebih berat pertanyaan Kuis Famili Sejuta, atau pertanyaan diacara "Ngerumpi : No Screet". Tapi bukan guru kalau nggak bisa jawab pertanyaan anak didiknya (antara sombong atau ngeles kayak bajai, he he), saya jawab pertanyaan itu dengan normatif bahwa pemerintah itu berusaha adil karena punya prinsip sila kelima, yaitu " Keadilan bagi keluarga yang dekat,,, eh salah, makaudnya, Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia". ha ha. Sabari ngupahan (Sembari ngasih semangat : Bahasa Sunda), ya mungkin kamu nggak dapet dari BLT tapi dapet rizki dari sisi yang tidak disangka-sangka, percayalah... wiih kayak guru Sosiologi rasa Kiai.. he he.

Tapi sebenarnya bukan hanya kritisnya saja yang bikin saya salut, tapi jalan hidupnya yang membuat saya harus mengacungi semua jempol tangan dan kaki saya untuknya. Ia harus hidup tanpa sosok seorang ibu, karena ibunya lebih dulu meninggal, padahal dirinya sedang berada di fase fase kudu mendapatkan kasih sayang seorang ibunya.

Ia tetep semangat meski hanya dapet dorongan motivasi dari ayah dan kakaknya saja, walaupun rasanya nggak seperti bondingnya sentuhan ibu. Mimpinya sangat besar, baginya untuk meraih cita-cita harus dimulai dari mimpi, kayak lirik lagu Giring Nidji, "Mimpi adalah kunci, untuk kita menaklukan dunia... " silahkan lanjut sendiri nyanyinya.

Tapi saya sedih lantaran dapet kabar kalau usahanya untuk bisa kuliah di Universitas impiannya harus tertunda, karena rizkinya belum lulus. Saya hanya bisa bersimpati dan ngasih semangat, meskipun yang dibutuhkannya mungkin bukan hanya kata kata semangat.

Untuk anakku yang selalu berpenampilan rapi, duduk paling depan, dan cintanya yang cukup berliku,,, InsyaAllah ada kalimat yang cukup bagus : Sekuat apapun kita usahakan, kalau memang bukan takdirnya, tidak akan bisa kita dapatkan. Tapi, sesuatu yang tidak kita usahakan, kalau emang sudah takdirnya buat kita, InsyaAllah bakal jadi milik kita.

Doaku untuk kamu, semoga diberikan jalan yang mudah oleh Semesta menuju kesuksesanmu. Dan tak lupa SELAMAT untuk Kelulusanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar