Tanggal 12 Nopember, tepat dimana seorang ayah dirayakan, saya mengajak anak-anak di kelas untuk video call ayahnya dan kemudian didepan teman-temannya ditantang mengucapkan "Selamat Hari Ayah".
Antusias luar biasa, mereka begitu semangat untuk mengikuti tantangan yang saya berikan. Ada yang ayahnya sedang bekerja, ada juga yang saat ditelepon langsung dimatikan he he he, mungkin merasa aneh he he ha.
Ada yang menelpon, tapi sayang ayahnya nggak mengangkat teleponnya, ada pula yang minta izin mau menelpon kakaknya saja karena ayahnya sudah lama meninggal,, sedih banget. Ada juga anak, katanya mau ikut tantangan ini, tapi sayang ayahnya nggak punya handphone, hmm hm. Ada juga anak-anak yang ngobong alias para santri, pengen juga ikut, tapi HP nya nggak dibawa.
Sedih, seru tapi ada lucunya. Saya bener-bener bisa merasakan bagaimana cara mereka berkomunikasi dengan sosok ayahnya, sosok yang dikenal sebagai "cinta pertamanya bagi anak perempuan" dan "sahabat pertamanya bagi anak laki-laki". Kebanyakan dari mereka seperti canggung, kagok atau tidak biasa melakukan deeptalk dengan ayahnya.
Saya bener-bener terharu memberikan tantangan ini, karena saya sendiri juga udah lama banget, hampir 19 tahun ditinggal seorang ayah. Pengennya sih nangis ketika mereka anak-anak di kelas mengucapkan selamat hari ayah kepada ayah mereka lewat video call.
Meski nggak bisa ngucapin Selamat Hari Ayah karena ayahnya udah nggak ada, tapi alhamdulillah saya dapet banyak ucapan Selamat Hari Ayah dari istri tercinta, anak perempuan saya, dan anak-anak di sekolah.
Sekali lagi terima kasih sudah mau menerima tantangan saya, dan saya doakan semoga kelak nanti kalian menjadi sosok ayah yang dirindukan kehadirannya oleh anak-anak kalian. Selamat Hari Ayah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar