5 Pilihan Setelah Lulus

Konten [Tampil]


Hai .... Selamat buat kalian anak-anak kelas 12 yang dinyatakan LULUS dari sekolahnya. Pastinya haru biru ikut menemani kalian saat merayakan kelulusannya. Disatu sisi kalian pasti ada rasa bahagia yang tak terhingga, karena kalian dinyatakan lulus, tetapi di sisi lain,  kalian juga harus merayakan kelulusannya di saat pandemi covid-19 masih menyebar. Yang biasanya dirayakan dengan meriah dan penuh sukacita, sekarang ini kalian terpaksa harus merasakan kebahagiaannya dibatasi dengan keberadaan virus corona. 

Meskipun demikian, saya tetap yakin kebahagiaan kalian tidak berkurang sedikit pun. Kalian pasti tetap bahagia merayakan kelulusannya dalam keterbatasan. Yang perlu kalian ingat sekarang ini adalah perjalanan kalian belum selesai, artinya kelulusan ini hanya sebagian dari jalan hidup kalian yang harus kalian lewati. Minimal ada 4 pilihan setelah kalian lulus dari sekolah. Mana yang akan kalian pilih dan jalani, semuanya diserahkan pada kalian.

Kuliah atau Melanjutkan Pendidikan 

Pilihan pertama setelah kalian lulus dari SMA/MA dan sederajat yaitu kuliah atau melanjutkan pendidikanya. Silahkan kuliah bisa dijadikan alternatif pertama setelah kalian lulus dari SMA/MA atau sederajat. Banyak pilihan untuk dijadikan tempat kuliah kalian, ada perguruan tinggi negeri atau swasta, ada perguruan tinggi dalam atau luar daerah, ada jalur reguler atau beasiswa, ada kelas reguler atau kelas karyawan, atau mungkin juga kalau rezekinya bagus bisa kuliah di luar Indonesia. 

Hari ini tidak ada alasan lagi tidak bisa kuliah karena biaya, karena pemerintah telah menjalankan kebijakan program Indonesia pintar dengan mengeluarkan KIP Kuliah dan Bidik Misi. Bahkan tidak sedikit lembaga swasta pun yang menawarkan beasiswa untuk para mahasiswa barunya.

Selain melanjutkan ke pendidikan formal (kuliah), kalian bisa juga mencoba memilih melanjutkan pendidikannya setelah lulus dari SMA/MA/sederajat ke pendidikan non formal, misalnya mondok di pesantren. Atau juga bisa memilih pendidikan vokasional atau keahlian dengan masuk ke ke Balai Latihan Kerja (BLK), yang semua kegiatannya banyak yang gratis.

Untuk yang mau kuliah, pilihlah jurusan sesuai keinginan, kemampuan dan kebutuhan kalian. Jangan asal pilih jurusan. Bagi yang mondok, jangan punya perasaan minder, ingat bahwa ilmu agama sangat dibutuhkan oleh masyarakat. 

Alumni MA-RU Tahun 2021
Foto Saat Acara Pelepasan Kelas 12 Tahun 2021


Bekerja 

Tidak semua anak memiliki minat yang besar untuk kuliah. Di antara kalian pasti ada yang berkeinginan untuk langsung masuk ke dunia kerja. Pilihan untuk bekerja setelah lulus, bukan sesuatu yang buruk, karena pasti ada alasan kuat kenapa memilih bekerja setelah lulus. 

Mungkin kalian punya alasan kenapa memilih untuk bekerja setelah lulus, bisa karena faktor ekonomi. Faktor ekonomi di sini bukan faktor karena tidak ada biaya untuk kuliah, tetapi ada beberapa anak yang menjadi "tulang punggung" keluarga. Selain itu, langsung bekerja menjadi pilihan, alasannya adalah karena mereka tidak ada minat sama sekali untuk melanjutkan kuliah.

Apapun itu alasannya, buat kalian yang memilih untuk bekerja, saya ingatkan bahwa bekerja tidak sama dengan belajar di sekolah. Dunia kerja dunia profesional, dunia dengan kontrak kerja yang jelas. Kalian punya hak dan kewajiban yang besar yang harus kalian jalani secara proporsional dan profesional.

Sekolah tempat belajar untuk mempersiapkan kalian agar kalian siap masuk ke lingkungan masyarakat. Salah satunya masuk ke dunia kerja. Bekerjalah dengan jujur, ikhlas dan cerdas, agar pekerjaan tuntas

Menikah

Pilihan ketiga yang mungkin dipilih setelah lulus adalah menikah. Sepertinya pilihan untuk menikah setelah lulus sekolah banyak dialami oleh anak-anak perempuan. Selain karena orang tua yang punya anggapan, buat apa anak perempuan melanjutkan sekolah atau kuliah, toh pada akhirnya nanti juga jadi ibu rumah tangga. Akhirnya pilihan untuk menikah menjadi pilihan yang harus diterima oleh lulusan anak perempuan. Ada juga lulusan anak perempuan yang langsung menikah  karena alasan sudah mantap untuk menikah. 

Menikah bukan hanya persoalan siap atau tidak siap menikah. Tetapi menikah itu sebuah perjalanan panjang untuk membangun rumah tangga. Diperlukan kematangan dan kedewasaan dari kedua pasangan, karena akan ada banyak hak dan kewajiban dari konsekuensi sebuah pernikahan.

Ketika seorang perempuan memutuskan untuk menikah setelah lulus, apalagi lulusan SMA/MA rata-rata usianya 18-19 tahun, tentu diperlukan adaptasi atau penyesuaian dari anak perempuan tersebut. Bayangkan ketika usia 18-19 tahun yang seharusnya berada pada pase remaja, ini justru harus berubah menjadi seorang ibu rumah tangga.

Rebahan

Pilihan keempat yang akan menjadi pilihan setelah lulus sekolah adalah rebahan alias istirahat alias break alias pengangguran. Pilihan keempat ini bukan kemauan dari semua lulusan, siapa  sih yang ingin nganggur setelah lulus sekolah, jawabannya pasti tidak mau.  Namun, apalah daya karena situasi, pilihan ini mau tidak mau harus dijalaninya. 

Ada banyak tipe yang memilih rebahan ini, ada karena sedang menunggu panggilan kerja, ada yang sedang mencari kerja, ada pula yang memang bakatnya ingin rebahan terus. 

Kuliah sambil Kerja

Pilihan terakhir mungkin ada yang memilih kuliah tetapi nyambi bekerja. Tidak sedikit anak yang lulus SMA/MA kemudian bekerja, tapi di sela-sela bekerja mereka juga menjalani kuliah. Untuk tipe orang seperti ini harus mampu mengelola waktu dengan baik. Salah atur waktu, bisa mengacaukan keduanya, akhirnya kerja tidak selesai, begitu pun dengan kuliah jadi terbengkalai.

Itulah kelima pilihan bagi anak-anak kelas 12 yang baru lulus, yang dipastikan harus dipilih oleh semua lulusan.  Apapun pilihannya, mau itu kuliah, bekerja, menikah, atau nganggur, semuanya punya konsekuensi masing-masing. Yang bisa kuliah, saya sarankan kuliahlah dengan baik dan jujur, jangan sok jadi mahasiswa. Bagi yang bisa kerja, bekerjalah dengan jujur juga, bekerjalah dengan profesional. Bagi yang jodohnya dekat, akhirnya harus menikah, jadilah suami atau isteri yang berperan sesuai posisinya masing-masing. Sementara bagi yang berada pada situasi yang kurang baik karena harus nganggur, tidak perlu takut dan malu, jadilah orang nganggur yang bermanfaat bagi orang lain. Misalnya, ikut berpartisipasi di lingkungan masyarakat seperti bersih-bersih jalan dan lain sebagainya. Jika tidak bisa berbuat baik, maka jangan pernah berbuat yang tidak baik.

Baca Juga :


3 komentar:

  1. menikah. zaman sekarang masih ada gak ya yang berpikiran begitu. jangan buru-burulah, masa depan bukan hanya soal menikah, masih banyak yang lain :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Faktanya ada, meskipun tdk banyak,...

      Hapus
    2. maksud pernyataan pilihan menikah itu, bukan harus memilih,,,, mungkin maksud saya itu, ada yang memilih untuk menikah karena alasan tertentu

      Hapus