Review Buku Antologi Puisi "KEPINGAN RIWAYAT"

Konten [Tampil]

Bangga dan Luar Biasa

Buku Antologi Puisi karya anak-anak MA Raudlotul Ulum Kadudampit Sukabumi
Ketika saya melihat dan membaca sebuah buku yang berjudul "Kepingan Riwayat : Antologi Puisi", kalimat pertama yang keluar dari mulut saya adalah bangga dan luar biasa.

Kenapa saya bangga terhadap buku itu ? Karena semua penulis dalam buku antologi puisi itu adalah anak didik saya, baik yang masih aktif maupun sudah menjadi alumni.

Bukan hanya saya saja yang bangga, tentu sekolah pun turut bangga dengan diterbitkannya buku ini. Disaat masyarakat Indonesia sangat rendah akan literasi, justru anak-anak kami MA Raudlotul Ulum Kadudampit Sukabumi menghasilkan sebuah karya puisi yang disatukan dalam sebuah Antologi Puisi.

Para penulis di buku ini mendapat bimbingan dan arahan langsung dari Guru, Penulis sekaligus Blogger, Yonal Regen, yang dengan sabar menggali potensi para siswa sampai kepada keluar rangkaian kata-kata puitis dari anak-anak yang kemudian dituangkan dalam sebuah buku dengan jumlah 37 judul puisi.

Apresiasi JFU Pengembang Kurikulum Kemenag Kab. Sukabumi

Bahkan, Kepala Madrasah MA Raudlatul Ulum Kadudampit, Daden Iskandar, dan JFU Pengembang Kurikulum Seksi Pendidikan Madrasah Kemenag Kabupaten Sukabumi, Erwan Hermawan, mengapresiasi atas terbitnya buku antologi puisi ini.

Pesan Bermakna

Kalimat dan pesan bermakna dari sang mentor penulis
Buku ini diawali dengan sebuah puisi dari yang punya ide dalam pembuatan buku ini, yakni Yonal Regen, yang berjudul "Hantaran Bintang". Dalam puisinya, beliau menyampaikan pesan yang bermakna tentang hidup.

Tidak perlu resah dan tidak perlu takut menjalani hidup ini. Terus jalani hidup ini dengan sesungguhnya. Sampai kalian menemukan jati diri kalian dan menggenggam apa yang kalian impikan. Itulah pesannya yang penuh makna.

Berotasilah
Ketika masamu tiba
Bima sakti akan menuntunku
Pada Surya Surya nan gemintang
Sebelum akhirnya dapat kau genggam
Dan engkau bersinar di antara sinar
Bercahaya, memberi warna pada semesta
Sampai meredup mendampingi takdirnya

5 Tema Tulisan

Puisi-puisi yang ditulis di buku ini, saya melihat ada 5 tema puisi yang dituangkan oleh para penulis. Ada tema ucapan terima kasih, tema galau, sedih dan haru, tema harapan dan mimpi, tema kerinduan, dan tema cinta. Dan berikut akan saya coba jabarkan berdasarkan versiku.

  • Tema Terima Kasih

Dalam puisi ini beberapa penulis menyampaikan ungkapan rasa terima kasih kepada guru, orang tua mereka dan juga kepada sahabat mereka. Berikut potongan-potongan puisinya.

Ilmumu bak cahaya bagi diri ini
Ilmumu bak pengarah arah jalan bagi diri ini
Hanya doa tulusku yang mampu diri ini beri
Terima kasih guruku

--Muhammad Silvi--

Terima kasih ibu
Atas semua jasamu
Kau tak pernah meminta balasan
Atas ribuan jasamu itu

--Ratni Mulyani--

Guruku tercinta
Tanpamu hidup ini tak berarti
Tanpamu aku bukanlah siapa-siapa 

--Winingsih--
Terima kasih mama, kamu terbaik dalam hati aku


I Love You
You are My Everything
Because You’re Forever In My Heart Mother
Thank you Allah
And Thanks Mother

--Fitri Fahera--

Aku harap, Kita tak akan pernah saling melupakan



Teman-temanku …
Terima kasih telah bersama ku selama tiga tahun ini
Aku harap,
Kita tak akan pernah saling melupakan


--Misa Alawiyah--



  • Tema Galau, Sedih dan Haru

Tema kedua dalam buku puisi ini adalah ungkapan kegalauan, kesedihan dan rasa haru dari para penulis. Hal ini bisa kita rasakan dari kata per kata yang ditulis. Ada kesedihan akan segera berpisah, kegalauan hati menunggu jawaban, dan ungkapan kesedihan seolah-olah tanpa sahabat


Pada akhirnya perpisahan tetaplah perpisahan
Cerita yang dibangun dari canda tawa
Cerita yang dibangun dari suka duka
Pada akhirnya hanya senyuman indah di akhir

--Muhammad Silvi--

Ingin rasanya aku pergi
Menepi dari riuhnya kehidupan di bumi ini
Ingin rasanya aku menyerah
Namun Tuhan tak pernah membiarkan ku lemah


--Misa Alawiyah--

Andai aku menghilang tanpa permisi
Maafkanlah
Jangan menangis
Untuk diri ini yang tak lagi berseri


--Silviana Siti Rohimah--

  • Tema Harapan dan Impian

Selanjutnya ada tema harapan dan impian yang diungkapkan dalam buku puisi ini. Ada beberapa untaian kalimat yang menggambarkan harapan yang ingin dicapai dan mimpi yang ingin menjadi kenyataan dari para penulis

Kuyakin mimpi itu ada
Mimpi dapat diraih
Hanya dengan doa dan usaha


--Gildan “Rangga” Surya Fakhziar--

Aku ingin seperti mereka
Bisa bebas menentukan masa depannya
Namun, apalah daya
Tangan tak sampai untuk menggapainya

--Puji Siti Salamah--

Hidup membutuhkan iman
Dan manusia
Membutuhkan teman


--Dena Juliawati--


  • Tema Kerinduan

Tema rindu selalu menjadi tema favorit dari para penulis puisi. Dalam buku Kepingan Riwayat ini pun banyak kalimat yang menggambarkan hati yang rindu dari para penulisnya. Misalnya rindu sekolah dan rindu sahabat.

Waktu semakin berlalu
Namun kau masih tetap menjadi anganku
Rasa rindu pun kian menggebu
Akankah kita berujung temu


--Misa Alawiyah--

Aku ….
Sangat merindukanmu …
Sahabatku, selamanya …


--Ai Aulia--

Sekolahku adalah wadah semangatku
Menopang rindu bila tak jumpa


--Aziz Suhendar--

Rindu ini terus membungkam
Mendikte diri agar merelakannya
Menjadi kenangan
Hanya menyisakan aku
Tak kau hiraukan kembali

--Silviani Siti Robiyah--


  • Tema Cinta

Rasanya hampa kalau puisi tidak menampilkan tema cinta. Ungkapan rasa cinta dalam antologi puisi ini sangat kelihatan jelas. Karena para penulis dalam buku ini masih remaja, tentu ungkapan cinta yang dimaksud adalah cinta terhadap pujaan hatinya.

Ungkapan seseorang yang mengagumi seorang wanita pujaannya

Wahai bidadari …
Sanggupkah ku bersamamu
Memberikan cinta yang kau mau
Menjadi cerita kita berdua
Sampai kita nanti menua

Wahai bidadari …

--Gildan “Rangga” Surya Fakhziar--
terkadang sulit menentukan apakah ini perasaan teman atau cinta


Aku merasa ada kejanggalan
Entah itu risih ataupun nyaman
Antara rasa yang gundah
Antara cinta dan teman


--Ai Aulia--

Bersama selamanya sampai mati
Wahai langit dan bumi
Izinkanku untuk mencintai
Seorang gadis yang ku kagumi
Sang Dewi, Putri Permaisuri


--Gildan “Rangga” Surya Fakhziar--

Bungaku adiwarna
Setiap bentukmu memberikan makna
Memberikan cinta dan kasih sayang
Kehadiranmu adalah keindahan
Tumbuhlah sampai diriku tutup usia


--Wina Agustina--

Satu yang ku harapkan
Agar aku bisa bersamamu
Lebih dari sekedar
Indahnya malam


--Putri Qutrunada Zulfa--


Ketika kalimat-kalimat yang ada dalam hati dan fikiran tidak bisa diungkapkan lewat lisan, maka menulis bisa dijadikan pilihan untuk mengungkapkannya, salah satunya dengan menulis puisi, seperti yang anak-anak MA Raudlotul Ulum.

Meskipun terkadang tulisan lewat puisi memerlukan pemaknaan yang multitafsir. Pembaca hanya mengira-ngira maksud tulisan penulisnya. Hanya penulisnya yang lebih tepat dan tahu maksud yang sebenarnya. Dan hanya penulis pula yang tahu, apakah isi dalam puisi itu nyata adanya, ataukah sebuah fiksi belaka.

Puisi-puisi tadi hanya potongan atau kutipan-kutipan dari para penulis buku “KEPINGAN RIWAYAT : Antologi Puisi”. Bagi yang penasaran, bagaimana lengkapnya isi puisi-puisi tersebut, silahkan bisa baca langsung.

2 komentar:

  1. Hatur nuhun brother untuk reviewnya. Semoga semakin banyak lahir potensi-potensi dari anak-anak didik kita yang bisa kita terys kembangkan

    BalasHapus