Pelajaran Berharga dari Pondok Pesantren Yaspida

Konten [Tampil]

Hari Minggu, tanggal 24 Juli 2022, saya diajak oleh kakak saya untuk ikut melakukan monitoring ke sebuah pesantren yang ada di Sukabumi. Ceritanya saya ditunjuk untuk menjadi pendamping kakak saya pada monitoring itu. Tentu banyak hal yang saya dapatkan dari ikut berkunjung ke pesantren tersebut.

Pesantren yang menjadi tujuan saya dan kakak saya adalah Pondok Pesantren Terpadu Darussyifa Alfitroth atau lebih dikenal dengan sebutan Pondok Pesantren Yaspida. Pesantren yang sudah berdiri sejak tahun 1999 ini dipimpin oleh seorang Kiai yang kharismatik, Dr. KH. E.S Mubarok, M.Sc, MM.


Sebelum berangkat ke tempat tujuan, perasaan saya dan kakak saya kurang begitu baik. Kami tidak yakin akan bisa bertemu langsung dengan pengasuh pondok pesantrennya. Selain berkunjung di luar hari kerja, ditambah juga pengasuh pondok Pesantren Yaspida adalah sosok yang super sibuk. Kedua alasan itulah yang membuat kami kurang yakin akan bisa bertemu dengan beliau.

Saat kami datang ke lokasi tidak ada satu pun pegawai yang bisa kami temui. Kami hanya bertemu beberapa santri dan kami sampaikan kepada mereka maksud kedatangan kami. Mungkin inilah yang disebut dengan jalan Allah, kami akhirnya bisa bertemu dengan salah satu pengasuh pondok Pesantren, yang kebetulan orang itu adalah salah seorang yang memang ingin ditemui oleh kakak saya sebagai respondennya.

Nama orang itu Bapak Agus. Di Yayasan tersebut Ia menjabat sebagai Direktur Bussines Centre. Sebelum bergabung di Yaspida, Pak Agus ini hampir 30 tahun lebih melanglang buana menjalani kehidupan, mulai dari bekerja sebagai helper, tukang bersih bersih, hingga pada akhirnya menjadi karyawan di salah satu perusahaan ternama di Indonesia. Bekerja di gedung tinggi yang ada di kawasan elit Jakarta, dengan gaji diatas 30 juta per bulan, pernah Ia rasakan.

Qodarullah kami berlanjut, meski hanya berjumpa selama kurang lebih 40 menit, kami akhirnya bisa bertemu dengan sosok pengasuh sekaligus pendiri Pondok Pesantren Yaspida, yakni Dr. KH. E.S Mubarok, M.Sc, MM. Beliau bikin kami merasa terhormat, karena bukan kami yang menemui beliau, justru beliau lah yang menemui kami. Yang menurut kami hal seperti ini jarang-jarang ditemui.

Ada banyak ilmu atau pelajaran berharga yang saya dapatkan dari kunjungan ke Pondok Pesantren Yaspida tersebut. Baik pelajaran berharga dari Pak Kiai sendiri, maupun dari sosok Direktur Bussines Centre nya.

Berikut pelajaran berharga yang saya dapatkan dari kunjungan ke Pondok Pesantren Yaspida tersebut

Harus Mau Bersilaturahmi

Pesan ini disampaikan langsung oleh Pak Kiai kepada kami. Menurutnya kalau kita ingin mendapatkan keberkahan hidup maka sering-sering lah bersilaturahmi ke orang atau istilah beliau itu "datangan" artinya kunjungi.

Pondok Pesantren itu Harus Kuat Secara Ekonomi

Pelajaran berharga yang kedua adalah prinsip Pak Kiai tentang kepesantrenan. Menurutnya pondok pesantren itu harus kuat secara ekonomi. Makanya pondok Pesantren itu harus punya unit usaha untuk bisa menjalankan operasional pondok Pesantren.

Manajemen Ilahiyah

Menurut Pak Kiai, selain harus pintar manajemen insaniah dalam hal ini jago secara ilmu ekonomi, tetapi juga kita mesti menguasai Manajemen Ilahiyah. Manajemen Ilahiyah ini berhubungan langsung dengan sang Pencipta. Misalnya ketika kita mendapatkan keuntungan secara ekonomi, maka di dalam keuntungan tersebut ada nilai manajemen Ilahiyah yaitu nilai zakatnya.

Antar Pondok Pesantren Mesti Bahu Membahu

Pesan terakhir yang beliau sampaikan adalah antar pondok Pesantren itu harus bahu membahu alias saling bantu. Beliau secara terbuka memberikan kesempatan kepada pondok Pesantren lainnya untuk bekerja sama dalam mengembangkan ekonomi Pesantrennya. Tidak perlu berkompetisi apalagi berkompetisi yang tidak sehat

Selain ada pesan-pesan berharga dari Pak Kiai, saya juga mendapatkan pelajaran berharga dari Pak Agus.

Berani Hijrah

Sebelum bergabung dengan Pondok Pesantren Yaspida, beliau adalah seorang karyawan yang bekerja di perusahaan milik salah seorang yang terkaya di Indonesia. Namun, saat Ia menjawab tawaran dari Pak Kiai untuk bergabung dengan Pondok Pesantren Yaspida, di waktu bersamaan ia juga mendapatkan tawaran untuk bekerja dengan gaji puluhan juta per bulannya. Dengan bismilah dan dukungan isteri tercintanya, Ia akhirnya menerima tawaran dari Pak Kiai. Menurutnya sejak bergabung pada tahun 2016, Ia merasa ada ketenangan hati, pengetahuan agama bertambah, dan yang paling bahagia adalah tidak lagi meninggalkan sholat.

Kalau Mau Bisnis "When"

Menurutnya kalau kita mau bisnis coba tanyakan pada diri kita "when" atau kapan. Artinya harus segera diwujudkan keinginan itu. Jangan nunggu nanti-nanti. Kita udah punya wadah untuk usaha, tapi tidak mulai-mulai juga, jangan harap bisnis nya terwujud.

Setelah 2 jam lebih kami berbincang-bincang, kemudian kami diajak jalan mengelilingi kawasan Pondok Pesantren. Luar biasa sekali, dilahan sekitar 1300 hektare, selain penataan lingkungan sekolah yang rapi, hijau, asri, ternyata Pondok Pesantren ini punya banyak unit usaha ekonomi mulai dari peternakan sapi, domba, kuda, ayam daging dan petelur. Ada juga usaha perikanan, bisnis loundry, pabrik beras, pabrik air mineral, hingga yang terbaru makanan cepat saji yaitu Darussyifa Chicken atau disingkat Darchik. Yang membuat saya terkesan adalah semua usaha tersebut melibatkan dan dijalankan oleh para santri.

1 komentar:

  1. Menarik banget mas kisahnya. Banyak pelajaran yang bisa diambil

    BalasHapus