Hal yang Sering dilupakan Anak-anak terhadap Perlakukan Gurunya

Konten [Tampil]

Setiap kata yang kita sampaikan dan setiap perintah yang kita ucapkan kepada anak-anak, atau setiap perlakuan yang kita lakukan terkadang cara pandang anak-anak terhadap apa yang kita sampaikan dan kita perintahkan berbanding terbalik dengan apa yang kita maksud.

Guru dan Siswa


Sebagai seorang guru tentu apa yang disampaikan, apa yang diperintahkan atau apa yang dilakukan sudah pasti punya tujuan yang baik. Namun, tidak sedikit anak-anak yang cenderung menganggap bahwa apa yang disampaikan, apa yang diperintahkan atau apa yang dilakukan guru kepada mereka sebagai beban dan menilai guru tidak mengerti akan keinginan mereka.

Banyak anak-anak yang lambat memahami makna atau tujuan dari kata-kata atau perintah dari gurunya tersebut, mungkin juga dilupakan. Berikut hal-hal yang tidak diketahui makna atau tujuan dari kata-kata, perintah dan perlakuan guru kepada anak didiknya.

Guru Suka Menegur Kalau Anak Jarang Masuk

Saya sering menegur kepada anak-anak yang jarang masuk. Teguran ini saya anggap sebagai bentuk perhatian dan penanaman nilai tanggung jawab dan disiplin. Tidak ada maksud lain apalagi benci.

Penanaman disiplin ini saya anggap perlu ditanamkan sejak dini, karena bagaimanapun juga mereka pada saatnya nanti akan bersosialisasi di lingkungan yang penanamannya disiplinnya tidak kenal toleransi, berbeda dengan di sekolah yang masih ada dispensasi.

Guru Harus Masuk Mengajar

Sebagai guru tentu tugas kita adalah mengajar. Apakah anak pada saat kita masuk kelas psikologisnya mau menerima kita atau enggak, kita tetap harus menunaikan kewajiban kita sebagai guru.

Inilah yang kadang anak-anak belum memahami bahwa dalam setiap jiwa seorang guru itu sudah tertanam rasa tanggungjawab yakni melaksanakan amanah. Maksudnya kita sebagai guru telah menerima amanah dari orang tua mereka untuk siap mendidik anak-anak mereka, agar menjadi anak-anak yang soleh dan soleha.

Jujurly amanah yang diberikan orang tua mereka kepada kita, sungguh berat untuk dijalankan. Namun, karena dengan dasar ibadah dan pengabdian, amanah itu kita terima. Anak-anak mungkin tidak tahu bagaimana konsekuensi ketika kita sebagai guru tidak melaksanakan kewajiban mengajar, minimal ada konsekuensi yang akan kita terima, yaitu konsekuensi kita kepada orang tua mereka dan konsekuensi terhadap Tuhan.

Memberikan Hukuman

Ada anak yang mungkin langsung menerima hukuman yang diberikan, tapi ada juga yang mungkin kesal menjalani hukuman yang diberikan oleh guru. Hukuman itu diberikan tentu saja sebagai bentuk sanksi agar anak-anak tidak mengulangi perbuatannya.

Padahal ada hal lain kenapa hukuman itu diberikan. Selain ada nilai mengajarkan tanggung jawab, di sana juga kita ingin mengajarkan kalau hukuman itu sebagai bentuk pengingat kepada diri mereka agar mereka lebih disiplin dan menghargai waktu.

Marah Kalau Tidak Fokus di Kelas

Tidak jarang guru marah kepada anak-anak kalau sedang menjelaskan materi pelajaran. Bahkan, sebagian guru ada yang sampai menggebrak meja, saking keselnya karena tidak didengarkan ucapannya.

Lagi-lagi sebagai guru melakukan sikap marah seperti itu bukan hanya mau didengarkan saja, tetapi lebih kepada agar mereka memiliki sikap menghargai orang yang sedang bicara. Menurut saya hal itu penting ditanamkan sejak dini.

Melarang Menyontek

Hal lain yang juga sering kali disalahartikan oleh anak-anak adalah ketika guru melarang anak-anak menyontek ketika ujian atau ulangan berlangsung. Bagi sebagian anak-anak menyontek adalah jalan satu-satunya untuk mendapatkan jawaban demi nilai yang bagus.

Padahal larangan menyontek itu kita sampaikan kepada anak-anak, tiada lain hanya ingin mengajarkan kepada anak-anak apa arti sebuah kejujuran dan rasa percaya diri. Jujur dengan tidak melihat hasil kerja orang lain, dan percaya diri pada kemampuan dan hasil sendiri. Mengejar prestasi memang ok, tetapi kejujuran lebih utama.

Memberikan Tugas

Hal terakhir yang sering juga dianggap kurang senang bagi anak-anak adalah banyaknya tugas yang diberikan guru. Mereka menganggap seolah-olah guru tidak mengerti akan kondisi anak-anak, yang sudah capek, jenuh, lelah karena banyaknya tugas yang harus dikerjakan.

Guru memberikan tugas tidak lebih dan tidak bukan hanya mengajarkan kepada anak-anak agar memiliki sikap yang penuh tanggung jawab dan siap menerima tantangan.

Itulah beberapa hal yang tidak dipahami atau tidak diketahui makna atau tujuan dari kata-kata, perintah dan perbuatan yang dilakukan guru kepada anak didiknya.

Padahal apa yang dilakukan guru, berupa kata-kata, nasehat, atau perintah kepada anak didiknya memiliki banyak makna yang sekaligus penanaman karakter, misalnya ada nilai tanggung jawab ketika diberikan tugas, ada nilai kejujuran saat ulangan berlangsung, ada nilai saling menghargai saat kita harus mendengarkan penjelasan guru, dan ada nilai amanah saat guru harus selalu masuk kelas untuk mengajar.

Semua itu dilakukan oleh guru hanya ingin anak-anak memiliki karakter yang kuat, karena bagaimanapun juga anak-anak di sekolah hanya belajar, dan hasil belajar tadi akan dijadikan bekal untuk digunakan di lingkungan sosial yang lebih luas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar